Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sadomasokisme, Perilaku Menyimpang Seksual yang Nyeleneh

14 Desember 2012   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:39 2343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355493065332344998

[caption id="attachment_221773" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi ( sumber : www.us.health.detik.com)"][/caption] Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan alamaiah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Abraham Maslow pun menempatkan kebutuhan seksual diperingkat pertama sebagai kebutuhan fisiologis setelah kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan ego, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.Aktifitas seksual bersama pasangan ( tentunya dengan ikatan yang sah melalui lembaga pernikahan) akan baikdilakukan jika kedua pasangan tersebut saling menikmati satu sama lain tanpa adanya tekanan ataupun paksaan sehingga melalui aktifitas seksual inilah kebutuhan batin satu sama lain tercukupi.

Ketika anda sebelum menikah tentu saja kita tidak tahu orientasi seksual pasangan kita dalam melakukan hubungan seksual. Namun, setelah menikah barulah kita tahu bagaimana orientasi seksual pasangan kita. Apakah itu standar yakni melalui penetrasi, dengan gaya ala kamasutra, oral seks, anal seks, atau yang agak sedikit horor adalah perilaku sadimasokisme. Sebagian orang mungkin sudah tahu apa itu sadomasokisme. Nah,bagi yang belum tahu simak baik-baik ya. Sadomasokisme adalah fantasi seksual seseorang yang berfantasi sadis pada saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Misalnya saat berhubungan seksual seorang suami menyiksa istrinya dengan sabuk dan dipukulkan pada istrinya baru setelah itu hubungan seks terjadi atau sebaliknya.

Apabila seorang suami yang berorientasi sadomasokis untuk mendapatkan rangsangan seksual,pihak wanita tentu tidak begitu menikmati karena menderita kesakitan. Jika kedua pasangan tersebut sama-sama berorientasi sadomasokis maka hubungan seksual tersebut dapat dinikmati. Perilaku sadomasokis dipandang dari sisi kejiwaan tentu saja sangat tidak wajar karena lazimnya melakukan hubungan seksual tidak saling menyakiti apalagi sampai menyiksa orang yang kita cintai. Ragam sadomasokis tidak hanya memukulpasangan dengan alat semisaldengan sabuk namun yang lebih mengerikan lagi bisa menampar pasangan, mencekik, mengikat dengan rantai, menyundut pasangan dengan rokok,dan (maaf) memperlakukan alat seksual pasangan dengan sadis sehingga terluka/lebam.

Umumnya seseorang yang berorientasi seksual sadomasokis mengalami trauma seksual ketika masa kecil yang dilampiaskan ketika mereka dewasa dan berumah tangga. Tampilan fisik seseorang yang berorientasi sadomasokis tidak dapat dilihat dari fisik sehari-hari. Hanya bisa diketahui ketika mereka melakukan aktifitas seksual. Cara menyembuhkan porientasi sadomasokis yang paling pertama adalah dengan mengajak pasangan andake dokter ahli kejiwaan (bukan khusus orang gila) di mana pasangan anda akan diubah pandangan seksualnya untuk menjadi lebih normal. Di tempat terapi juga pasangan anda dilatih untuk berempati bahwa menyiksa pasangan dalam melakukan hubungan dengan jalan menyiksa adalah tindakan tidak benar dari segi agama dan sosial. Apabila pasangan anda (suami) sudah dalam tahap yang susah disembuhkan maka penyembuhan sadomasokisme dapat dilakukan dengan pengankatan testis suami (kastrasi). Perlu diingat bahwa teknik kastrasi dilakukan dengan catatan jika anda sudah memiliki anak. Sebab teknik kastrasi merupakan pemutusan saluran sperma sehingga suami sudah tidak memiliki jalan untuk memiliki anak. Selamat Berhubungan Seks yang Sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun