Hari ini (8/9) semua pemberitaan di semua stasiun televisi dari berita infotainment, kriminalitas , sampai gossip kompak menayangkan kasus kecelakaan maut di tol Jagorawi yang melibatkan anak bungsu musisi terkenal Ahmad Dhani yang menyebabkan 5 orang korban tewas dan 11 orang luka berat. Dul (13 tahun) anak bungsu Ahmad Dhani ini sudah diberikan izin orang tuanya untuk mengendarai sebuah mobil. Prahnya lagi, usia Dul yang seharusnya belum cukup umur untuk mengendarai mobil. Surat izin mengemudi pun belum punya. Sangat memprihatinkan dimana dalam kasus ini Ahmad Dhani sebagai orang tua telah memfasilitasi anaknya untuk membawa mobil kemanapun ia suka. Ahmad Dhani ketika diwawancara para kulo tinta pun hanya menunjukan wajah tenang-tenang saja seakan hal tersebut adalah hal biasa.
Usia 13 tahun tergolong usia yang masih dalam fase anak-anak menuju fase remaja. Orang awam menyebut dengan fase ababil (dibaca: labil). Emosi seorang remaja usia 13 tahun masih masih dalam pengawasan para orang tua. Kasus kecelakaan maut yang melibatkan anak ketiga Ahmad Dhani yang menimbulkan banyak korban jiwa pernah terjadi du kota penulis tinggal, bedanya adalah korban tidak sebanyak yang ditimbulkan ulah Dul. Medio November 2011, di Kota Denpasar seorang anak pengusaha berusia 15 tahun bersama seorang temannya klas 3 smp tewas mencoba mobil matic saat mereka nongkrong di malam hari. Mereka tewas menabrak pohon hingga mobil tersebut terbelah menjadi dua. Untung dalam kasus kecelakaan maut anak Ahmad Dhani, Dul tidak tewas hanya patah tulang dan kulit robek.
Sebagai orang tua yang memiliki harta yang berlebih dan mampu membelikan anak kita sebuah mobil hendaklah secara arif menyikapinya. Jika anak kita belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan roda empat harus dengan tegas menolak tidak membelikan anak tersebut. Dilihat dari kasus anak Ahmad Dhani, terlalu sayangnya orang tua menjadi faktor yang menyebabkan anak sendiri menjadi korban.Anak jangan terlalu diberi kebebasan untuk melakukan hal-hal yang sepantasnya belum boleh dilakukan seperti menyetir mobil. Lebih baik jika anak kita ada kegiatan diluar rumah dan lokasi acara sangat jauh ,ada baiknya orang tua yang mengantar. Ingat, anak adalah titipan Tuhan yang sangat luar biasa. Jika kita tidak pandai-pandai menjaga anak kita, bisa jadi Tuhan akan mengambil anak kita. Mencintai anak tidak harus membelikannya sesuatu yang mewah, namun dengan cara kita bersikap dalam bentuk perhatian yang lebih. Semoga kasus kecelakaan Dul bisa menjadi pembelajaran untuk para orang tua yang memiliki harta yang berlebih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H