Malam ini (18/9) 2014 penulis memutuskan untuk mencari makan malam bersama kawan-kawan penulis sehabis rapat kegiatan untuk piknik bersama anak yatim piatu di salah satu panti asuhan yang ada di Kota Denpasar. Penulis dan kawan-kawan mencari menu makan malam yang tidak terlalu banyak porsinya namun cukup untuk mengenyangkan perut yang sedang lapar di malam hari. Pilihan kami bersembilan yaitu penulis, Trisna, Adi, Arif, Rajiv, Sastra, Gandhi, Sugik, Gargita, dan Andi jatuh pada kuliner nas jinggo. Masyarakat Indonesia mungkin sangat asing dengan kuliner nasi jinggo, tetapi kuliner nasi jinggo sangatlah terkenal di kalangan masyarkat Bali. Nasi Jinggo sering disajikan dari kalangan menengah sampai kalangan atas. Lokasi kuliner Nasi Jinggo yang penulis dan kawan-kawan memilih kuliner Nasi Jinggo di depan pertokoan Jalan Dipenogoro (Depan FM Outlet dan Dekat Ex-Swalayan Tragia) Denpasar.
Bila pagi hari kawasan ini merupakan pertokoan yang menjual barang eletronik, sepatu, jajanan, dan lain sebagainya. Maka pada malam hari kawasan ini akan berubah fungsi menjadi tempat berjualan kuliner nasi jinggo. Lokasinya persis di depan pertokoan yang sudah tutup. Kita dapat menikmati nasi jinggo dari mulai pukul 21.30 wita keatas. Untuk menikmati nasi jinggo bisa dengan duduk lesehan maupun duduk di kursi plakstik yang disediakan pedagang nasi jinggo. Nasi Jinggo adalah kuliner yang dibungkus oleh daun pisang yang isinya terdiri dari nasi putih, suwiran daging ayan/sapi, mie, kelapa sangrai, kacang, dan sambal. Sangat nikmat disantap sambil nongkrong bersama kawan-kawan untuk menghabiskan malam.
Kuliner Nasi Jinggo lazim diikat dengan tusuk gigi atau lidi kecil. Satu porsi kuliner nasi jinggo yang penulis kunjungi dijual dengan harga Rp 3.000 saja per porsi. Penulis dan kawan-kawan rata-rata menghabiskan dua porsi nasi jinggo lantaran belum kenyang bila hanya menyantap nasi jinggo satu porsi saja. Untuk minumnya sendiri biasanya disediakan air mineral, teh ,dan kopi. Selain kuliner nasi jinggo ada juga menu lainnya yang dijual disana yaitu telor setengah matang dan nasi kuning. Anak muda di Kota Denpasar yang ingin menyantap kuliner yang merakyat ini tak perlu sampai merogok kantong terlalu dalam. Di Pulau Jawa nasi Jinggo ini mirip dengan sego kucing, hanya dari segi lauknya yang sedikit berbeda.
[caption id="attachment_343222" align="aligncenter" width="300" caption="Nasi Jinggo yang baru dikemas (Sumber : Dok.Pri)"][/caption]
[caption id="attachment_343228" align="aligncenter" width="300" caption="Nasi Jinggo (Sumber : Dok.Pri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H