Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mewaspadai Gerakan Bawah Tanah Menolak Demokrasi, Pancasila dan UUD 1945

13 November 2014   02:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:56 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14157964211710628639

[caption id="attachment_353751" align="aligncenter" width="300" caption="ICMS di Kota Jakarta (Sumber : Fanpage Gema Perdamaian)"][/caption]

Kita patut berbangga menjadi bagian dari warga Negara Indonesia. Sebabnya Indonesia adalah Negara yang sangat menjunjung tinggi keberagaman. Berbagai suku, agama, ras dan ada istiadat menjadi kekayaan bagi Negara Indonesia yang ternilai harganya. Demokrasi begitu dijunjung di negeri ini. Buktinya pemilihan presiden dan wakil presiden pada tanggal 9 Juli 2014 dilakukan secara langsung oleh semua rakyat Indonesia. Pancasila yang terdiri dari lima butir yang dirumuskan oleh para negarawan usai berhasil memproklamirkan kemerdekaan merupakan intisari dari Kebhinekaan yang ada di Negara Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 saat ini menjadi acuan untuk menyelenggarakan pemerintahan sehingga pelaksanaan bikrosai di negeri ini bisa berjalan dengan harmonis dan sesuai dengan harapan jutaan rakyat Indonesia.

Demokrasi, Pancasila, dan UUD 1945 merupakan unsure-unsur yang menjadi hidupnya kepluralan yang ada di Indonesia. Ketiganya adalah simbol-simbol yang dapat memperrat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia. Tidak peduli mereka menganut agama apa, dari suku apa, dan berwarna kulit apa. Tetapi yang jelas ketiga unsur ini dapat membuat masyarakat Indonesia yang sangat beragam menjadi saling menghargai satu sama lain. Bila kita kilas balikkebelakang pada tahun 1948 dan 1965 Ideologi Pancasila ingin diubah oleh Partai Komunis Indonesia dengan Ideologi Komunis seperti di Uni Soviet (Sekarang Rusia). Namun, usaha pemberontak-pemberontak ini dapat diredam. Pada akhirnya Pancasila tetap bertahan hinga kini usia Indonesia sudah mencapai 69 tahun,

Beberapa waktu lalu padahari Minggu (02/11) 2014 serentak di Kota-Kota besar yang ada di Indonesia seperti DKI Jakarta, Semarang, bandung, Surabaya, Denpasar dan kota-kota lainnya yang ada di Indonesia ada sebuah gerakan yang ingin mengubah ideology Pancasila menjadi ideology Khilafah. Ideologi ini dideklariskan oelh kelompok yang mengatasnamakan diri mereka Gema Pembebasan dibawah naungan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia. Deklarasi yang mengusung ideology khilafah ini dilakukan pada acara ICMS (Indonesia Congress of Muslim Students). Organisasi Gema Pembebasan ini mengusung jargon : We Need Khalifah Not Democracy and Liberal Kapitalism. Organisasi Gema Pembebasan saat ini mengincar para anak muda islam dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Deklarasi ICMS ini jelas-jelas menjadi sebuah ancaman untuk ideology Pancasila. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa Negara Indonesia dibangun bukan hanya atas satu agama saja melainkan banyak agama. Berbeda dengan Negara-negara seperti Pakistan, Saudi Arabia, dan Negara-negara di Timur Tengah sana yang bisa menerapkan system ideology Khilafah. Di Indonesia tidak mungkin menerapkan system ini karena penduduk Negara Indonesia bukan menganut Islam saja. Gerakan ini belum terlalu diangkat ke media massa hingga detik ini karena media mass masih asyik mengulas penghilangan kolom agama di kartu tanda penduduk. Dikhawatirkan dalam jangka panjang gerakan ini bisa menjadi bahaya laten yang dapat menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Incaram gerakan gema pembebasan saat ini adalah para pelajar dan pemuda yang sevisi dengan mereka yaitu yang membenci demokrasi, pancasila, dan UUD 1945. Demokrasi, Pamcasila, dan UUD 1945 dianggap tidak memberikan kesejahteraan oleh gerakan ini. Bisa jadi dalam jangka panjang gerakan ini akan menjadi besar dan mengganggu stabilitas keamanan Negara Indonesia. Kita tidak mau menjadi Negara Suriah kedua akibat adanya gerakan semacam ini. Pemuda dan Pelajar muslim yang cerdas dan memiliki paham ilmu kenegaraan yang kuat hendaklah jangan buru-buru bergabung dengan gerakan ini karena adalan agama yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun