Masyarakat di Indonesia selalu merayakan hari jadi mereka ataupun hari jadi keluarga dekat, teman, tetangga dengan sebuah perayaan. Perayaan ini bisa dalam bentuk pesta meriah, memotong nasi tumpeng, meniup lilin roti tart ulang tahun, hingga makan bersama keluarga tercinta. Banyak sekali bentuk ekspresi pergantian hari jadi seseorang.Wajah-wajah bahagia dan tawa canda menghiasi setiap momen pergantian usia. Untuk kalangan anak smp dan sma sendiri merayakan hari jadi seorang teman rata-rata selalu dilakukan dengan melempar telur dan tepung ke badan serta wajah teman mereka. Budaya perayaan ulang tahun juga diselingi oleh kegiatan pemberian kado hadiah yang dibungkus dengan kertas kado berornamen kepada seseorang yang bertambah umur. Banyak harapan ang ingin dilakukan seseorang yang berulang tahun seperti ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Menurut pendapat penulis sebenanrnya hari ulang tahun tidak perlu dirayakan. Alasannya sangat simpel sekali. Merayakan ulang tahun sama artinya dengan tidak menghargai perjuangan ibu kita saat melahirkan. Ibu kita semua saat melahirkan kita berjuang hidup dan mati untuk mengeluarkan kita. Penulis berkata seperti ini karena melihat sebuah video seorang ibu muda yang melahirkan dengan susah payah dan lemah di youtube. Apabila kita merayakan ulang tahun sama artinya kita merayakan penderitaan ibu kita yang mengalami kesakitan saat kontraksi sebelum kita dilahirkan ke dunia. Merayakan ulang tahun harusnya kita juga sedih karena usia kita di dunia berkurang. Namun, mindset masyarakat Indonesia justru sebaliknya. Ulang tahun adalah kegiatan hura-hura tanpa diketahui makna sebenarnya. Nah, sekarang balik lagi ke individu masing-masing. Apakah tetap merayakan ulang tahun atau malah tidak sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H