Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menghormati Hari Raya Nyepi Semua Stasiun Televisi dan Radio di Bali Tidak Siaran

12 Maret 2013   02:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:57 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_241510" align="aligncenter" width="300" caption="Siaran Televisi Tidak Siaran (Sumber : Dokumentasi Pribadi)"][/caption] Hari ini Selasa (12/3) 2013 Saudara-saudara umat Hindu di Indonesia dan di Pulau Bali merayakan Hari Raya Nyepi yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindhu yang dirayakan setiap tahun baru Saka. Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit dan Lembaga Pemasyarakatan (LP).Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali.

[caption id="attachment_241511" align="aligncenter" width="300" caption="Salah Satu Sudut Jalanan di Kota Denpasar Tanpa Kendaraan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)"][/caption] Pada saat hari raya Nyepi, saudara-saudara kita umat Hindhu di Indonesia dan di Bali melakukan Catur Berata Penyepian yakni Amati Karya ( tidak melakukan kegiatan),Amati Geni ( Tidak Menghidupkan Api/pencahayaan), Amati Lelungan (Tidak Keluar Rumah) dan Amati Lelanguan (Tidak Bersenang-senang). Nah, untuk mengamalkan salah satu dari keempat Catur Berata Penyepian tadi yakni Amati Lelanguan (Tidak Bersenang-senang) maka semua stasiun televisi swasta maupun lokal dan radio tidak beroperasi. Hal ini dilakukan semenjak lima tahun yang lalu. Tidak beroperasinya stasiun televisi dan radio di Pulau dewata ini dengan maksud agar Catur Berata Penyepian yang dilakukan saudara-saudara kita umat Hindhu di Bali lebih khidmat. Selain itu juga pada malam hari seluruh warga Bali juga tidak menghidupkan pencahayaan/api (Amati Geni). Dengan tidak menggunakan energi listrik maka secara tidak langsung menghemat pasokan listrik yang ada di Bali juga. Tidak beroperasinya stasiun televisi dan radio di Bali hanya dilakukan sehari saja yakni saat Hari Raya Nyepi khususnya di Bali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun