Ada dua tipe mahasiswa yang dapat kita temui dan amati di kampus. Tipe yang pertama adalah mahasiswa kutu buku dengan karakter pribadi yang rajin datang kuliah, selalu mendapatkan nilai A setiap ujian, memiliki sedikit waktu untuk bersosialisasi dengan kawan kuliah disekitarnya, dan terkadang sangat pelit ketika diminta untuk membagikan ilmunya kepada rekannya yang kurang pandai. Lalu ada juga tipe mahasiswa yang malas datang kuliah, hobinya selalu meminjam tugas rekan kuliah lainnya, tempat tongkrongan favorit dikantin atau tempat bermain bilyard, dan selalu titip absen atau membuat surat keterangan sakit dan izin palsu. Tipe mahasiswa yang terakhir ini adalah tipe mahasiswa yang terlihat santai menatap masa depannya. Meskipun jarang masuk kuliah karena menitip absen dengan minta teman lainnya memalsukan tanda tangan kehadiran. Mahasiswa tipe yang seperti ini mendapatkan nilai yang menandingi anak-anak yang pintar. Padahal dirinya merupakan mahasiswa yang kurang cerdas. Nilai yang ia dapat akibat menyontek tugas rekan-rekannya.
Untuk menghadapi mahasiswa yang malas dan gemar melakukan pemalsuan tanda tangan ke dosen. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan pihak kampus sehingga mahasiswa yang malas ini tidak akan bisa berani melakukan kecurangan kehadiran. Pertama adalah bila dikampus masih menggunakan absensi tanda tangan manual berupa kertas absensi maka dosen yang sedang mengajar dapat memanggil satu persatu mahasiswa yang telah melakukan absensi tanda tangan. Cara seperti ini sepertinya akan melelahkan para dosen namun setidaknya mahasiswa yang hadir lebih merasa dihargai dan bagi mahasiswa yang tidak hadir tanpa keterangan dan memalsukan tanda tangan bisa lebih disiplin.
Cara yang kedua adalah pihak kampus bila memiliki anggaran lebih bisa memasang finger print atau absensi sidik jari. Tidak akan mungkin seorang mahasiswa akan melakukan tindakan kecurangan dengan memalsukan tanda tangan bila menggunakan alat ini. Namun, sebagian kampus yang berlabel negeri masih jarang menggunakan alat ini.Hanya di tingkat magister saja yang menggunakan absensi sidik jari. Bila di kampus swasta absensi sidik jari sudah banyak digunakan dari jenjang sarjana maupun pascasarjana. Meskipun daftar kehadiran terlihat sepele, memalsukan daftar kehadiran merupakan tindakan yang tidak terpuji. Bila dari mahasiwa saja pandai memalsukan absensi kehadiran, bagaimana bila menjadi pejabat ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H