Salah satu tempat lokalisasi terkenal di Indonesia dan hampir menjadi perbicangan karena menjadi sebuah icon bisnis esek-esek di Kota Surabaya, Jawa Timur adalah Lokalisasi Dolly. Industri yang melibatkan adu syahwat ini memang sudah lama berdiri di Surabaya. Rata-rata pekerja seks komersial yang menjajakan cinta di Dolly berparas ayu dan masih muda. Namun, rencanya tempat mengais rezeki para kupu-kupu mala mini akan ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya. Bila Lokasilasi Dolyy ditutup otomatis lapangan kerja mereka untuk mencari sesuap nasi yang sering dianggap hina dan dosa oleh masyarakat kita ini akan menjadi hilang. Pemerintah Kota Surabaya yang akan menutup Dolly pun seharusnya bisa merangkul semua pekerja seks komersial agar bisa meninggalkan pekerjaan lamanya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan ketrampilan yang memadai agar mereka bisa mencari mata pencaharian yang lebih terhormat dan bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Tapi penulis yakin tidak semua wanita pekerja seks komersial bisa diajak untuk kembali kejalan yang benar oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pasti saja ada sekelompok wanita pekerja seks komersial alumni Dolly yang tidak bisa meninggalkan profesi lamanya karena menawarkan kegelimpangan harta dan uang dalam waktu singkat dan tidak perlu banyak mengeluarkan tenaga. Para wanita pekerja seks komersial ini pasti memiliki pemikiran untuk bisa memilikipundi-pundi rupiah dengan cara singkat. Nah, salah satunya adalah dengan bermigrasi ketempat yang menawarkan surga dan mimpi yaitu Pulau Bali. Bali adalah lokasi wisata nomer satu di dunia. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang selalu mengunjungi Bali setiap harinya. Jarak Surabaya dan Bali yang dekatmenjadikan Bali menjadi target empuk kemungkinan para alumni Dolly nantinya bila ditutup.
Efek akan ditutupnya lokalisasi rupa-rupanya mersahkan warga masyarakat Bali. Sebagian masyarakat Bali, para wanita kupu-kupu malamyang lokasi mangkalnya ditutup ini akan beramai-ramai menyerbu Bali. Nah sebagai langkah agar para aluminpekerja seks komersial dolly tidak ke Bali adalah setiap lingkungan pemukiman di Bali diadakan sidak bagi penduduk pendatang. Tujuannya untuk mengetahui tujuaan penduduk pendatang tersebut ke Bali. Bila belum memiliki kartu tand penduduk Bali maka akan diarahkan untuk mencari kartu penduduk musiman (KIPEM). Di Pelabuhan penyebrangan Gilimanuk juga takan mengembalikan warga luar Bali yang tidak memiliki kartu tanda penduduk. Petugas trantib juga sering melakukan sidak ke café yang ada di Bali, apabila diketahui ada yang menyediakan jasa bisnis selangkangan maka akan dibina dan akan dikembalikan ke kampung halamannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H