Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Koran dan Majalah Bekas Penghasil Pundi Rupiah

10 September 2014   18:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:06 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lebih dari 15 tahun di keluarga penulis berlangganan Koran. Koran langganan penulis kebetulan ada sebuah harian lokal terkenal. Orang tua penulis memutuskan untuk berlangganan Koran sebagai bahan bacaan yang fresh di pagi hari. Selain itu juga dengan berlangganan Koran dapat mengetahui informasi mengenai kejadian aktual yang terjadi di Kota penulis misalnya adanya pengalihan arus lalu lintas. Rasanya aneh bila sehari tak membaca Koran di rumah penulis. Seperti kehilangan informasi, walaupun informasi bisa didapatkan dengan membaca berita di situs web dan menonton siaran berita televisi. Selain berlangganan Koran dirumah penulis juga berlangganan majalah. Bunda yang hobi membaca majalah dirumah karena tertarik adanya rubrik reka resep untuk memasak. Dalam satu bulan majalah langganan Bunda datang empat kali. Sedangkan untuk Koran dalam sebulan datang setiap hari. Jadi, dalam sebulan ada 30 atau 31 koran yang dikirimkan oleh loper Koran.

Nah, sehabis membaca Koran-koran dan majalah dimasukan ke dalam rak meja. Bila sudah sangat banyak akhirnya Koran-koran dan majalah ini dipindahkan ke gudang yang ada di rumah. Dalam sebulan untuk berlangganan Koran harus mengeluarkan biaya Rp 80.000dan untuk biaya majalah dalam sebulan mengeluarkan biaya Rp 36.000. Tumpukan Koran dan majalah yang semakin banyak dan menggunung ini bila lama-lama dibiarkan akan menjadi sarang nyamuk dan laba-laba. Maka, akhirnya orang tua penulis memberikan ide untuk mejualnya ke tukang penjual barang bekas. Lumayan juga Koran dan majalah ini dijual. Per kilogramnya dihargai Rp2.000 rupiah.

Alasan menjual ke tukang penjual barang bekas sebenarnya sangat simpel karena di situs jual beli online tidak bisa menjual Koran dan majalah bekas. Uang dari hasil menjual Koran dan majalah bekas bisa dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari seperti beras, minyak horeng, dan bumbu dapur lainnya. Tips untuk menjual Koran dan majalah agar mendapat keuntungan yang banyak adalah cari tukang penjual Koran yang memiliki kios yang memiliki banyak pelanggan supaya dihargai tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun