Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Hari Penyandang Disabilitas Dunia

4 Desember 2014   02:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:06 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini (3/12) 2014 bukanlah tanggal merah yang menandakan hari libur nasional. Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa hari ini ada hari yang sangat penting bagi saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas. Hari ini merupakan hari penyandang disabilitas dunia dan merupakan sebuah momentum untuk memberikan pengertian kepasa masyarakat bahwa penyandang disabilitas memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan mereka yang memiliki fisik yang lengkap. Penyandang disabilitas sendiri rata-rata mereka yang menyandang tuna netra, tuna wicara, tuna rungu, tuna grahita, dan tuna daksa. Terkadang ada segelintir masyarakat yang menganggap bahwa penyandang disabilitas tidak bisa beraktifitas selayaknya orang yang memiliki fisik lengkap.

Dalam suatu agenda workshop kewirausahaan yang penulis ikuti 2 tahun lalu di Bank Indonesia kebetulan pada saat itu ada hiburan yang berbeda pada umumnya. Ternyata hiburannya adalah sekelompok anak-anak usia sekolah dasar yang menyandang tuna rungu mampu menarikan tari legong keratin (tari bali) dengan aba-aba dari gurunya dengan sangat mahir dan sungguh penulis dibuat takjub. Melihat kemampuan para adik-adik penyandang tuna rungu ini dapat kita lihat bahwa ditengah keterbatasan yang mereka miliki, Tuhan memberikan sebuah kelebihan yang dapat menjadi semangat untuk terus maju menatap masa depan.

Hanya saja untuk mencari lapangan kerja di sektor formal porsi bagi saudara-saudara disabilitas masih sangat kecil. Contohnya saja penerimaan pegawai negeri sipil hanya 10 persen saja penyandang disabilitas diserap menjadi tenaga kerja. Padahal jika diberdayakan diperusahaan dan diberikan training bekerja yang baik , para penyandang disabilitas dapat bekerja dengan maksimal. Penyandang tuna netra tak lantas identik dengan profesi tukang pijat. Tuna netra bisa diserap di perusahaan sebagai misalnya profesi telemarketing, recepcionist,, bagian umum dan lain sebagainya. Penyandang disabilitas bukan seseorang yang harus dinomerduakan. Mereka juga memiliki keahlian dan dapat bekerja layaknya mereka yang memiliki fisik yang lengkap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun