Suasana Aula Gedung Keuangan Negara 1 Denpasar Jl Dr Kusuma Atmaja , Renon, Denpasar – Bali pagi ini Ahad (20/9) 2015 nampak begitu ramai. Pasalnya ratusan mahasiswa dan pemuda muslim Se-Bali berbondong-bondong untuk menghadiri Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Aliansi Mahasiswa Islam Bali. Acara Dialog Kebangsaan ini dimotori oleh organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bali dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bali serta didukung oleh berbagai organisasi kepemudaan Islam diantaranya Unit Kegiatan Kerohanian Islam Forum Persaudaraan Mahasiswa Mahasiswa Islam Universitas Udayana (UKKI FPMI UNUD), Pusat Komunikasi Dakwah Kampus Bali (Puskomda Bali), Ikatan Mahasiswa Muslim Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Bali (IMMUKI STIKI), Ikatan Mahasiswa Muslim Universitas Mahasaraswati Bali (M3), Muslim Community of Stikom Bali (MCOS Bali), Keluarga Besar Mahasiswa Muslim Politeknik Negerti Bali (KBUI PNB), Dewan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Al Ma’ruf (Dema STAID), Pelajar Islam Indonesia Bali (PIIBali), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bali, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bali.
    Tema yang diangkat dalam dialog kebangsaan adalah “ISIS Dalam Pandangan Islam Rahmatan Lil’ Alamain dan NKRI). Hadir sebagai pembicara perwakilan dari Pangdam XI Udayana Mayor Inf Sukijan S.Ag, MH dan Akademisi dari Politeknik Negeri Bali Muhammad Yusuf ST, M.Pdi, M.Eng. Acara dibuka dialog kebangsaan ini dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Tak ketinggalan Ketua Aliansi Mahasiswa Islam Bali AS Hamdi juga turut meberikan sambutan dalam acara pembukaan dialog kebangsaan. Ia berujar bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membuka pemikiran masyarakat Indonesia khususnya di Bali bahwa Islam bukanlah seperti ISIS yang anarkis dan bertentangan dengan konsep Pancasila, NKRi dan Kebhinekaan yang ada di Indonesia. Melalui kegiatan ini ia berharap seluruh gerakan pemuda dan mahasiswa Islam untuk bisa menangkal gerakan ISIS yang bisa mengancam keutuhan NKRI.
    Mayor Inf Sukijan S.Ag,MH memulai sesi awal dialog kebangsaan dengan materi ISIS dalam konteks Negara kesatuan Republik Indonesia. Tentara yang bertugas sebagai KASI TUUD Bintaldam XI Udayana ini mengajak para hadirin yang hadir untuk menghayati dan mengamalkan empat konsensus berbangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan, Bhineka Tunggal Ika. Menurut Pria yang memiliki tiga anak ini bila anak muda harus memiliki mental Bangsa Indonesia yang meliputi kejuangan, ideologi (nasionalisme) dan rohani (iman dan takwa). Bila ketiganya dimiliki oleh para anak muda di Indonesia maka para generasi muda tidak akan terpengaruh dan bergabung dengan gerakan ISIS. Sedangkan Muhammad Yusuf, ST, M.Pdi, M.Eng memberikan materi ISI dalam pandangan Islam Rahmatan Lil’Alamin dan NKRI. Mantan aktivis organisasi FPMI UNUD dan KAMMI Bali ini mengatakan bahwa ISIS bukanlah Islam karena Islam tidak mengajarkan untuk membuat pertumpahan darah dan menebar terror.
Menurut pria yang menjabat sebagai sekretaris MUI Kabupaten Tabanan bertutur bahwa ISI lebih berbahaya dari organisasi terrors Al-Qaeda karena gencar merekrut para anak muda yang masih belum terlalu paham memahasi Islam secara seutuhnya. Muhammad Yusuf juga menambahkan dalam merekrut para anak muda organisasi ISIS juga mengangakat isu Daulah Islamiyah dan Propaganda Eskatologis (red : klaim yang dilakukan ISIS bertempur atas dasar kebaikan untuk menumpas kejahatan). Selain itu banyak penyimpangan yang dilakukan ISIS salah satunya adalah mengkalim pimpinan mereka sebagai seorang khilafah.
    Saat sesi tanya jawab dengan para narasumber yang hadir dalam dialog kebangsaan banyak hadirin yang begitu antusias untuk bertanya. Suasana diskusi berjalan dengan lancer sampai akhir diskusi. Dipenghujung acara dialog kebangsaan masing-masing ketua organisasi Islam melakukan pernyataan untuk menolak dan mengecam paham ISIS disertai dengan penandatangan pernyataan yang disaksikan oleh ratusan pemuda dan mahasiswa muslim di Bali.
Â