Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ratusan Jamaah di Denpasar Ikut GSSB, Masjid Al Muhajirin IKMS Jadi Tuan Rumah

21 April 2019   15:44 Diperbarui: 21 April 2019   15:47 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denpasar (Bali) -- Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah (GSSB) kembali menyapa warga muslim Kota Denpasar. Kegiatan pekanan Gerakan Shubuh Berjamaah kali ini dilaksanakan pada Minggu (21/4/2019)  di Masjid Al Muhajirin IKMS Jalan Gunung Lebah berlokasi di  Jalan Gunung Lebah No 25 Banjar Tegal Harum Denpasar Barat kota Denpasar. Kegiatan ini mengundang ratusan jamaah dari berbagai majelis taklim dan warga muslim di Kota Denpasar.

Warga Muslim yang mengikuti Shalat Subuh di Masjid Al Muhajirin IKMS Denpasar sudah mulai berkumpul sejak pukul 04.00 wita. Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah digagas oleh Komunitas Sahabat Subuh Bali didukung oleh Komunitas Muslim di Bali diantaranya Muslim Bikers Indonesia Bali, Hidayatullah, Jamaah Anharusy Syariah, Pesantren Digital, Safari Masjid Bali, Majelis Takmil Al Kamil, Lagzis Peduli, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Dompet Sosial Madani.

Usai Shalat Shubuh Berjamaah , agenda dilanjutkan dengan tausiah dari Ustadz Agus Salim , Spdi. Tema yang diusung dalam ceramah shubuh adalah mengenai "Keimanan". Ustadz Agus Salim mengatakan bahwa kualitas iman seseorang bisa dinilai ketika ada panggilan shalat shubuh berjamaah maka seorang muslim bergegas menuju masjid.

"Iman yang kuat tidak hanya diucapkan dimulut saja tapi menancap didadanya. Jika masih dimulut saja ibarat seperti pohon yang tercerabut dari tanah dan mudah lepas. Sahalat satu tolak ukur seorang yang beriman ia akan segera menuju Masjid untuk menunaikan panggilan shalat seperti shalat shubuh" imbuhnya.

Iman tidak dapat dibeli dengan sepotong kesenangan dunia.  Banyak fenomena saat ini ummat yang menggadaikan keimanan demi menikmati dunia yang tidak kekal. Setiap orang dapat memilih beriman atau sebaliknya. Merekalah yang menentukan keimanannya masing-masing.

"Jangan tertipu dengan kesenangan dunia, iman harus diperjuangkan. Tantangan kedepan semakin berat. Iman tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk generasi yang akan datang" sambungnya.

Kualitas iman di zaman sahabat-sahabat Rasulullah sangat berbeda dengan kualitas iman pada masa kini. Ujian kala itu untuk menegakkan syariat Islam begitu berat.Banyak ummat Islam yang mati dan hidup sebagai muslim, namun perilakunya kurang mencerminkan nila-nilai keislaman karena dangkalnya kualitas keimanan.

"Jadilah mujahid untuk menegakkan Islam di masa kini. Jangan jadi penonton saja" tegasnya menutup kajian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun