Aksi Kemanusiaan ini dipicu atas Kejahatan Kemanusiaan (Genosida) terhadap warga Muslim Rohingya di Vietnam. Hingga detik ini permbersihan Etnis Rohingya terus berlangsung. Ribuan korban jiwa yang meninggal ataupun luka berjatuhan akibat kebrutalan militer Vietnam. Banyak warga Rohingya yang akhirnya harus mengungsi ke tempat lain untuk menghindari sasaran tembak Militer Vietnam. Militer Vietnam menganggap bahwa Etnis Rohingya bukan bagian warga negara mereka. Padahal jika dilihat dari sejarah, Enis Rohingya yang sebagian besar menganut agama Islam sudah mendiami wilayah tersebut sebelum negara Myamar Merdeka.
Dalam Aksi kemanusiaan ini, Aliansi Pemuda Peduli Rohingya membuat pernyataan sikap diantaranya Mengutuk tindakan Genosida Etnis Rohingya yang terjadi di Myanmar, Meminta pemerintah Indonesia  untuk mengusir Duta Besar Myanamar dari Indonesia jika Myamar tidak serius menyelessaikan kejahatan kemanusiaan tersebut, mendukung penuh upaya pemerintah Indonesia untuk berperan aktif dalam penyelesaian krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar, Mendesak anggota ASEAN memberikan sanksi diplomatik kepada Myanmar, mendessak PBB untuk menekan Myanmar agar hak-hak kewarganegaraan kepada etnisRohingya, menyeret elit pemerintah Myanmar yang menjadi aktor intelektual genosida ke Mahkamar Internasional, menghimbau untuk seluruh umat Budha di Indonesia untuk tidak takut dan seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi serta tetap menjaga kerukunan umat beragama, dan menagajak masyarakat serta seluruh aktivis dan pemuda Indonesia untuk melakukan penggalangan dana kemanusiaan bagi Rohingya.
Menurut Ilham Affandy Sirait, selaku Koordinator Aksi Kemanusiaan untuk Rohingya di Bali, penggalangan dana yang dialkukan elemen pemuda dan mahasiswa di Bali bukan semata karena persamaan agama yang dianut mayoritas masayarakat Indonesia tetapi lebih menekankan dari aspek kemanusiaan
"Aksi ini merupakan asksi kemanusiaan semata bukan karena persamaan agama yang dianut. Sudah seharusnya kita membantu warga Etnis Rohingya yang sedang mengalami tragedi kemanusiaan. Aksi yang kami lakukan berdasarkan Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama dimana ditekankan bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena  tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan prikeadilan" tegasnya.
Dalam penggalangan dana ini terkumpul dana Rp 46.091.400,-. Seluruh dana yang terkumpul akan didonasikan langsung ke Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Selain di persimpangan jalan Sudirman --Dewi Sartika, kegiatan penggalangan dana ini dilakukan di sejumlah masjid dan musholla seperti di Masjid Al Ikhlas, Masjid Baiturrahman, Masjid Al Furqan, Masjid Al Ikhlas Bandara Ngurah Rai, Masjid Baitul Ummah,, Masjid As Salam, Masjid Sadar, Masjid Baitul Mukmini, Masjid Ibnu Batutah, Mushalla Al Azmi, Â Mushalla Al Amanah GKN Renon, Musholla Mandala Darussalam, Masjid Baitul Makmur dan beberapa Masjid serta Mushola di Bali.
Sayangnya, sejumlah media ada yang memberitakan kegiatan aksi kemanusiaan ini ditujukan untuk berunjuk rasa kepada Presiden Jokowi yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Pulau Bali dalam waktu yang sama. Padahal nyatanya aksi ini tidak ada kaitannya dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Bali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H