Mantan KetuaUmum DPP Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dihadapan berbagai media beberapa waktu lalu menyatakan akan buka-bukaan terhadap kasus yang membelitnya. AnggotaDewan Pembina Partai Demorat yakni Hayono Isman pun mendukung sikap Anas jika Anas benar-benar membuka informasi terkait korupsi yang bisa menyeret kader-kader Partai Demokrat lainnya. Hayono Isman juga menambahkan jika upaya buka-bukaan yang dilakukan Anas dalam kasus Hambalang yang menjeratnya sejalan dengan pembersihan yang tengah dilakukan Majelis Tinggi. Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa menyatakan bahwa Anas Urbaningrum tidak hanya berhenti dari jabatannya sebagai Ketua Umum, tetapi juga otomatis berarti sudah keluar dari keanggotaan partai. Orang dekat Anas yang saat ini menjabat sebagai sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini menuturkan, alasan keluarnya Anas karena tidak ingin membebani partai dengan status tersangka yang disandang orang yang pernah berujar siap digantung di Monas jika terbukti korupsi itu.
Juru bicara KPK Johan Budi mengatakan bahwa Anas Urbaningrum selaku tersangka penerima gratifikasi proyek sarana olahraga di Hambalang bisa saja menjadi justice collaborator, tetapi pihak KPK tidak dalam posisi memintanya melakukan hal itu. Justice collaborator adalah tersangka pelaku yang membantu aparat penegak hukum membongkar kasus pidana yang massif, terstruktur dan bersindikat, dengan tujuan untuk mendapatkan keringanan hukuman. Johan Budi mengatakan KPK mempersilahkan Anas bila ingin memberikan informasi yang terkait dengan Hambalang. Anas Urbaningrum sendiri dijerat dengan UU Tindak Pidana Korupsi pasal 12 huruf a atau b atau juga pasal 11 UU No.31 tahun 1999 ( sekarang UU No.20 Tahun 2001) tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H