Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Cerita Antara Orang Tua, Anak dan Pacar

25 Oktober 2012   12:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:24 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore hari ini (25/10), penulis seperti biasa setiap sore selalu menonton berita di televisi. Berita yang ditayangkan di layar kaca tersebut lumayan membuat penulis agak tercengang di mana diberitakan bahwa siswi salah satu SMA di Ponorogo,Jawa Timur melahirkan di wc toiletsiswi tersebut menuntut ilmu. Siswi tersebut baru duduk di kelas satu sma. Awalnya seorang guru merasa curiga mengapa siswi itu tidak kembali dari toilet setelah ijin untuk buang air kecil. Kemudian,seorang guru yamg penasaran pada akhirnya mendobrak pintu toilet wc dan menemukan siswi tersebut sudah pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat,namun naas nasib si jabang bayi yang diketahui berjenis kelamin perempuan sudah tidak bernyawa lagi. Begitulah sekilas berita yang penulis simak sore tadi. Remaja adalah ibarat sebuah masa dimana proses pencarian jati diri. Fase remaja merupakan siklus seseorang sudah mengenal lawan jenis baik perasaan suka,sayang bahkan ada yang menyebutnya cinta monyet. Saat ini gaya berpacaran anak remaja dapat dikatakan cukup diluar rel. Para orang tua mesti ketat mengawasi gaya berpacaran anaknya. Ibarat pepatah jawa lepas kepalanya,pegang ekornya. Para orang tua boleh mengijinkan pacaran anaknya dengan lawan jenis namun dengan catatan tidak melanggar norma-norma yang telah disepakati antara anak dan orang tua. Misalnya pacaran sehat . Pacaran sehat dimaksudkan untuk memacu semangat belajar para buah hati orang tua.Pacaran sehat dapat dilakukan dengan kegiatan yang sederhana saja seperti belajar mengerjakan tugas bersama, mengikuti kompetisi baik akademik maupun non akademik, mengikuti kegiaaan keagamaan bersama bentuknya bisa pengajian (bagi yang muslim), kelompok kebaktian remaja di gereja (bagi yang nasrani). Kegiatan tadi tentunya dapat dipantau orang tua sehingga para orang tua tidak perlu merasa was-was akan gaya berpacaran anak muda saat ini. Para orang tua yang bijak juga mesti menerangkan kepada anaknya bahwa pacaran yang sehat tentu tidak sampai menyentuh bagian-bagian sensitif pada tubuh. Contohnya berawal dari kissing karena pacar anak anda merasa ketagihan lalu melakukan petting (gesek-menggesek baik menggunakan pakaian ataupun tidak),sampai akhirnya bunting. Tentu semua orang tua tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Jelaskan pada anak anda bahwa kasih sayang antar lawan jenis tidak serta merta diwujudkan kan seperti kissing,petting bahkan jika kebablasan sampai bunting. Kasih sayang dapat diwujudkan dengan memberikan perhatian kepada pacar anak anda,lalu menyemangati prestasi satu sama lain sehingga disekolah mendapatkan sebuah kebanggaan. Batasi jam pacaran anak anda misalkan anda memberikan izin waktu berpacaran hanya saat hari libur saja,diluar jam tersebut anak anda harus memfokuskan pelajarannya di sekolah. Terus pantau anak anda dimanapun anak anda berada. Saat ini teknologi sudah canggih,penulis yakin hampir semua anak dan orang tua memiliki ponsel. Usahakan kirimkan sms ,bbm ataupun telepon anak anda dan lalu tanyakan sedang melakukan aktifitas apa sekarang jika sedang melakukan kegiatan di rumah. Jadilah orang tua yang seperti sahabat bagi anak, anak akan selalu terbuka menceritakan permasalahannya apalagi masalah asmara dengan anda.Semoga dapat memberikan solusi kepada anda yang memiliki anak ABG. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun