Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memperjuangkan Hak Wanita Muslim Menggunakan Jilbab dengan Memperingati IHSD

4 September 2014   16:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:38 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14097986721875378661

[caption id="attachment_341006" align="aligncenter" width="300" caption="Busana Hijab yang dikenakan kaum wanita muslim (Sumber : www.carapedia.com)"][/caption]

Bila kita menengok di deretan hari di kalender tanggal 4 September 2014 hari ini tidak ada hari libur nasional dan juga tanggal merah. Padahal hari ini merupakan hari bersejarah bagi kaum wanita muslim di seluruh dunia. Hari ini merupakan hari perayaan International Hijab Solidarity Day. Kalangan mahasiswi muslim di Indonesia saat ini telah mengetahui bahwa setiap tanggal 4 September 2014 merupakan International Hijab Solidarity Day. Namun, untuk beberapa kalangan seperti ibu rumah tangga dan para wanita karier belum mengetahuinya. Karena kurangnya media massa baik elektronik dan cetak yang memuat betap pentingnya merayakan International Hijab Solidarity Day. Perayaan International Hijab Solidarity Day atau selanjutnya disingkat IHSG berawal dari adanya sebuah tindakan diskriminasi pemerintah Kota London (Inggris)kepada mahasiswi mengenakan atribut keagaamaan dalam hal ini yaitu Hijab/Kerudung dalam melakukan aktifitas perkuliahan.

Miris memang di Negara yang sangat modern dan sudah maju toleransi untuk beragama tidak diperbolehkan. Akibat kebebasan menggunakan atribut keagamaan menggunakan hijab dilarang maka pada tanggal 4 September 2014 perwakilan masyarakat muslim yang berdomisili di London bernama Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof Tariq R. dan juga 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris International mengadakan sebuah Konfrensi yang dinamakan konfrensi London. Berkat Konfrensi London ini pada akhirnya menghasilkan kelegaan dikalangan kaum muslimah di London dan akhirnya menyebar ke negara-negara non-muslim yang banyak ditinggali kaum muslim dan muslimah. Butir-butir kesepakatan dari Konfrensi London ini diantaranya menetapkan dukungan terhadap penggunaan jilbab, penetapan tanggal 4 september sebagai hari solidaritas jilbab internasional (IHSD), rencana aksi untuk tetap membela hak muslimah untuk mempertahankan busana takwa mereka.

Di Indonesia sendiri perayaan International Hijab Solidarity Day umumnya merayakannya dengan aksi damai dengan turun kejalanan sambil membagikan pamflet mengenai seruan bagi muslimah untuk menggunakan hijab dimanapun berada tanpa harus takut ditekan oleh pihak tertentu, mengadakan sosialisasi penggunakan hijab yang syar’I (sesuai dengan acuan dalam Al-Quran) ke organisasi lembaga dakwah kampus, hingga mengadakan seminar mengenai pentingnya berhijab bagi kaum muslimah. Semoga dengan adanya International Hijab Solidatiry Day tidak ada pendiskrimasian kaum muslim ditengah mayoritas negara yang non-muslim. Kita semua di dunia adalah bersaudara. Tidak memandang dari agama, suku, warna kulit, ras, golongan berasal bahwa kebebasan beragama sangat penting untuk disuarakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun