Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Syndrome Tajir : Pelit Mengeluarkan Duit

18 Oktober 2014   16:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:34 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu seorang teman Bunda sebut saja Ibu Popon mengirimkan sebuah pesan singkat via aplikasi blackberry messenger dan mengatakan bahwa ia ingin meminjam uang sejumlah dua juta rupiah kepada Bunda Penulis. Penulis kaget mendapatkan pesan singkat itu sebab dari yang penulis ketahui Ibu Popon ini adalah seorang yang kaya raya. Suaminya adalah seorang wakil kepala Bank sebuah perusahaan industry perbankan yang cukup terkenal di Indoneisa. Selain itu juga ia baru membangun sebuah rumah di Kota Gudeg senilai delapan ratus juta rupiah. Ia juga memiliki dua buah mobi mewah yang baru dibeli tiga tahun belakangan ini. Gaji suaminta yang dikumpulkan selama bertahun-tahun dalam bentuk deposito dan investasi pun juga sangat banyak. Kedua anak Bu Popon pun juga berkuliah di universitas yang biaya kuliahnya cukup mahal persemesternya. Ibu Popon juga hobi berbelanja pakaian yang kisaran harganya diatas lima ratus ribuan.

Penulis pun menjawab bahwa Bunda penulis memang tidak memiliki uang yang dimaksudkan. Uang gaji pensuon ayah penulis saja belum masuk ke rekening. Ibu Popon ini memang terkenal pelit dan jarang mau mengeluarkan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Untuk memenuhi kebutuhan duniawinya ia tak segan-segan meminjam duit ke orang lain. Sangat berbanding terbalik dengan kehidupan mewah dan harta yang ia miliki. Membeli mobil dan membangun rumah mewah saja bisa tetapi uang sejumlah dua juta rupiah saja tidak ia miliki. Hal yang terbaru dari Ibu Popon adalah ia baru saja melakukan perawatan memutihkan gigi di salah satu klinik dengan biaya yang dapat dikatakan mahal. Ia selalu membanga-banggakan anak lelakinya yang berpacaran dengan anak pengusaha konlomerat. Tak habis piker dengan tingkah Ibu Popon ini.

Satu hal yang menurut penulis tidak sopan adalah Ibu Popon tidak mengatakan langsung kepada Bunda. Alasannya karena tidak ada pulsa telepon. Saat ini dengan pulsa sepuluh robu saja kita dapat menelpon seseorang sepuasnya. Saking pelitnya untuk membeli uang pulsa, ia tak mau merugi menelpon orang lain. Tidak etis menurut hemat penulis tabiat Ibu Popon ini. Pantas saja jarang yang ingin berteman dengan dirinya. Setiap bertemu dengan temannya ia gila pujian dan tidak ingin ada orang lain yang lebih kaya dari ibu satu ini.Penulis jadi berpikir , apa memang semua orang kaya begitu ya? Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun