Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beginilah Pemerintah Manhattan Mengurangi Kemacetan

2 Desember 2014   23:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:12 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis memiliki seorang teman bernama Ayu yang kebetulan kami berdua adalah rekan satu organisasi yang bergerak di bidang pengabdian masyarakat. Ayu adalah salah satu mahasiswi semester akhir disebuah perguruan tinggi yang ada di Kota Penulis. Kebetulan kekasih Ayu adalah seorang ekspatriat yang bekerja di Pulau Baliyang profesinya adalah seorang pembuat film documenter bernama Clark. Clark sendiri merupakan warga Negara Amerika Serikat yang sudah sering bolak-balik ke Amerika Serikat- Bali. Clark juga sudah mengunjungi daerah-daerah pariwisata di Pulau Sumatera dan Jawa. Kebetulan saat rapat kegiatan organisasi, teman penulis membawa kekasihnya untuk bisa berkenalan dan berinteraksi dengan kami. Clark cukup lumayan menggunakan bahasa Indonesia walaupun terdengar cukup aneh dialeknya.. Untuk menghormati Clark penulis pun berbincang dengan bahasa Inggris.

Kami semua yang datang pada saat rapat berbincang mengenai budaya yang ada di Negara masing-masing dan sampailah penulis bertanya mengenai budaya berlalu lintas di kota asal Clark berasal yaitu Manhattan. Penulis menanyakan mengenai biaya sewa parker di tempat asal Clark seperti di Mall maupun dipinggir jalan. Penulis sangat tercengang saat Clark mengatakan bahwa biaya parker di Manhattan cukup tinggi yaitu 40 U$/per jam. Menurut Clark biaya sewa parker yang sangat tinggi untuk mengurangi kemacetan dan juga membiasakan warga di Manhattan untuk menggunakan kendaraan umum semacam bis kota, menggunakan sepeda gayung atau berjalan kaki bila mengunjungi pusat keramaian kota.

Clark sendiri bila ke pusat keramaian kota hanya menggunakan sepeda gayung atau menggunakan kendaraan umum. Menurut Clark masyarakat yang membawa kendaraan bermobil rata-rata adalah mereka yang memiliki gaji tinggi dan para CEO di perusahaan besar. Seandainya di Indonesia bisa diterapkan sewa parker seperti di Kota Manhattan mungkin kota-kota esar seperti Jakarta dan Surabaya bisa dikurangi tingkat kemacetannya. Sayangnya di Indonesia masyarakatnya sudah terbiasa menggunakan kendaraan pribadi untuk ke pusat keramaian dengan dalih lebih cepat sampai.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun