Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Celotehan Seorang Kawan Asal Brazil Mengenai Eksekusi Mati Kasus Narkoba

19 Januari 2015   17:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:49 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis mempunyai seorang kawan bernama Anderson Amaral atau akrab dipanggil Andy. Andy merupakan remaja berusia 17 tahun yang tahun ini akan menuntaskan studinya dibangku sekolah menengah atas. Kami bersahabat di jejaring sosial karena sama-sama aktif di organisasi kepemudaan berskala internasional. Kami berdua biasanya berkomunikasi dengan program aplikasi Facebook Messenger dan Whatsapp. Perbedaan waktu 12 jam antara kota tempat penulis tinggal dengan Andy berada saat ini tidak membatasi komunikasi kami. Andy adalah pemuda yang cukup cerdas dan ramah untuk dijadikan kawan diskusi. Kami berdua biasanya bercerita mengenai kebudayaan di negara masing-masing.

Namun, kemarin malam Andy menghubungi penulis. Penulis pikir bisa akan berdiskusi mengenai kebudayaan yang ada di Indonesia. Ternyata tidak, ia menyampaikan sebuah kekecewaan terhadap Negara Indonesia. Sebabnya adalah salah satu warga Brazil terpidana mati kasus narkoba bernama Marco Archer Cardoso Morieira harus meregang nyawa di hadapan regu tembak. Dalam logat bahasa Inggris yang cukup fasih meskipun agak sedikit kacau karena di negara Brazil menggunakan bahasa Latin, Andy mengungkapkan bahwa berita eksekusi mati terpidana mati kasus narkoba sangat ramai diberitakan di stasiun televisi Brazil. Ia juga mengatakan bahwa seharusnya warga Brazil yang divonis bersalah cukup dihukum seumur hidup saja.

Penulis juga tak kalah berargumen dengan Andy. Penulis juga dengan sopan mengatakan kepada Andy bahwa saat ini Negara Indonesia sudah dalam tahap di mana negara dalam darurat narkoba. Hampir semua kalangan bisa terjerat narkoba mulai anak-anak, orang dewasa, tua, muda, bahkan artis sekalipun. Dengan memberikan hukuman mati kepada terpidana mati merupakan sebuah peringatan kepada mereka yang masih menekuni bisnis narkoba agar jera dan meninggalkan bisnis haram tersebut. Dari agama apa pun diajarkan bahwa narkoba bisa membahayakan semua orang. Hukuman tembak untuk terpidana narkoba merupakan shock therapy bagi mereka yang coba-coba melebarkan bisnis barang haram. Melalui penuturan penulis yang panjang lebar ini juga akhirnya cara berpikir kawan penulis setidaknya bisa terbuka mengenai hukum yang ada di NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun