Almarhum Ibu dari Ibunda penulis merupakan delapan bersaudara. Beliau sudah meninggal dua puluh delapan tahun lalu sebelum penulis lahir ke dunia. Dari delapan saudara ini hanya tersisa satu orang saja. Jadi, beliau yang masih hidup dari delapan bersaudara ini adalah kakak dari almarhum eyang putri penulis. Kedelapannya masih ada keturunan dengan keratin Yogyakarta. Nama mereka pun dihiasi dengan gelar Raden Mas dan Raden Roro dari delapan bersaudara. Eyang putri yang masih sehat hingga sekarang akhir-akhir ini mengalami mimpi yang sangat aneh. Eyang putri saat ia terlelap dalam mimpinya didatangi arwah ketujuh saudara-saudaranya yang telah terlebih dahulu dipanggil oleh Tuhan. Masyarakat Jawa jaman dahulu banyak yang menafsirkan bahwa mimpi dari eyang putrid beragam. Ada yang menafsirkan bahwa Eyang Putri akan panjang umur atau malah sebaliknya menafsirkan bahwa usia dari Eyang Putri sudah tidak lama lagi.
Mimpi adalah bunga tidur dan bisa terjadi pada siapa saja. Mungkin saudara-saudara eyang putrid yang sudah mendahuluinya minta didoakan atau mungkin eyang putrid sangat kangen dengan saudara-saudaranya. Sebagai seseorang yang memiliki agama, hendaknya kita tidak boleh mendahului takdir Tuhan. Tuhan yang mengatur kapan seseorang hidup dan nantinya akan kembali kesisi-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H