Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Valentine Day: Budaya Merusak Anak Muda Indonesia

7 Februari 2015   02:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:40 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini di jejaring sosial yang penulis ikuti mulai dari facebook, whatsapp, dan line banjir dengan sebuah tautan gambar dimana setelah dibuka ada sebuah gambar yang membuat dada sangat sesak. Bagaimana tidak sesak di gambar tersebut menunjukan sebuah mini market 24 jam yang menjual paket coklat dalam rangka hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Tapi bukan sembarang coklat yang dijual melainkan diisi dengan sebuah paket alat kontrasepsi (dibaca : kondom) sebuah merek terkenal. Tindakan mini market ini yang menjual coklat dengan paket alat kontrasepsi secara tidak langsung menganjurkan anak muda kita di Indonesia yang belum ada ikatan pernikahan untuk melakukan tindakan hubungan seks pranikah secara bebas. Perayaan Valentine yang sejatinya bukan merupakan budaya dari Indonesia perlahan mengikis moralitas anak muda di Indonesia.

Perayaan Hari Valentine setiap tahunnya membuat anak muda di Indonesia untuk berlomba-lomba menerapkan prinsip kumpul kebo, melepas keperawanan secara missal bahkan mungkin dari hubungan terlarang akibat merayakan valentine bersama pasangan yang belum ada ikatan suami istri bisa terjadi tindakan aborsi. Anak muda Indonesia termakan oleh pemikiran bahwa tidak merayakan valentine dikatakan sebagai anak muda yang kampungan, katrok, dan kurang pergaulan. Ada baiknya anak muda di Indonesia untuk tidak merayakan valentine dan menjauhi perayaan yang lebih banyak mendatangkan sesuatu yang tidak baik. Anak muda di Indonesia baiknya mengisi kegiatan mereka dengan melakukan hal-hal positif untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.

Mengungkapkan kasih sayang bukan dengan merayakan valentine yang notabene dapat merusaka masa depan mereka. Mengungkapkan kasih sayang bisa dengan cara berbagi dengan orang-orang yang kurang beruntung seperti melakukan bakti sosial ke panti asuhan, panti jompo dan pengabdian ke masyarakat. Mengenai mini market yang menjual paket coklat dengan alat kontasepsi sebaiknya pihak-pihak terkait seperti kementrian pedagangan bisa memberikan sanksi tegas dan mencabut izin mini market tersebut. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang masih memegang teguh nilai-nilai keagamaan. Jangan rusak anak muda Indonesia dengan perayaan hari Valentine yang melegalkan pergaulan bebas. Selamatkan anak muda Indonesia dari sekarang. Kalo bukan kita siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun