Mohon tunggu...
Arman Batara
Arman Batara Mohon Tunggu... Editor - Penggiat Literasi Media

Tak ada manusia yang mampu menghindari dari kematian. Lantas, apa yang akan kamu sombongkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Otak Bisa Dibina Sejak dalam Kandungan dengan Musik, Dibuktikan oleh Bangsa Yahudi

27 Agustus 2020   21:45 Diperbarui: 27 Agustus 2020   21:54 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musik, semua orang pasti suka dengan yang namanya musik, walaupun selera orang berbeda-beda dengan musik tersebut. Tahukah kamu bahwa ternyata musik bisa merangsang otak bayi yang masih dalam kandungan (Janin). 

Gak percaya? Nah saya hari ini akan mengulas bahwa ada bangsa yang begitu terkenal dengan kecerdasannya yang mahadahsyat. Ternyata mereka memberi rangsangan terhadap Janin dalam kandungannya dengan musik. Siapakah itu?

Bangsa Yahudi yang terkenal dengan kecerdasannya, mereka mempraktekan kalau musik itu bisa membina otak janin yang masih dalam kandungan. Kecerdasan orang-orang Yahudi bukan hanya sekedar takdir, atau kebetulan namun muncul secara ilmiah. Salah satunya adalah mendengarkan musik kepada janin yanga ada di dalam kandungan. 

Inilah faktor yang membuat bangsa Yahudi begitu cerdas, dan mengapa musik menjadi allasannya. Penulis merangkum dari buku yang berjudul 'Kupas Tuntas Rahasia Belajar Orang Yahudi' karya Diandra Wicaksono.

Mendengarkan dan Bermain Musik

Rahasia pertama yang melatarbelakangi kecerdasan orang-orang Yahudi yang harus kita ketahui, yaitu tentang perawatan atau pembinaan kecerdasan otak bayi sejak dalam kandungan yang dilakukan oleh orang tua, khususnya Ibu. 

Artinya, orang Yahudi dapat tumbuh cerdas karena mereka sudah terdidik untuk menjadi manusia cerdas sejak masih dalam kandungan sang Ibu. Para Ibu golongan Yahudi terbiasa-sudah menjadi budaya-untuk selalu mempersiapkan kecerdasan anak-anak mereka sejak awal kelahiran. 

Sebagai contoh, di negara-negara seperti Israel, bila seorang Ibu mengetahui bahwa dirinya sedang hamil, maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk merangsang kecerdasan sang janin yang ada dalam perutnya. Banyak cara yang dilakukan untuk merangsang kecerdasan otak sang janin, salah satunya dengan membiasakan diri berdendang, menyanyi, bermain musik, atau sekedar  mendengarkan musik.

Para Ibu di kalangan Yahudi melakukan kebiasaan itu dengan tekun dan sabar. Mereka pandai membagi waktu antara tugas rumah tangga dan bermain musik, demi perkembangan otak bayi dalam kandungan mereka.

Musik yang dimainkan atau didengarkan adalah musik-musik yang berirama syahdu, menyegarkan pikiran, dan menambah semangat psikologis, sehingga mampu  merangsang keerdasan otak janin. bahkan, diantara ibu hamil ada yang merangsang  janin dalam kandungannya dengan musik-musik klasik.

Kebiasaan ini dilakukan oleh para ibu kalangan Yahudi secara turun temurun. Entah tindakan seperti ini dilakukan hanya sekedar berdasarkan kebiasaan dan buadaya Yahudi , atau sebenarnya mereka mengetahui secara medis bahwa musik sangat berpengaruh terhadap kecerdasan janin dalam kandungan.

Tetapi yang jelas, kebiasaan para ibu di kalangan Yahudi tersebut sesuai dengan kaidah kedokteran, yaitu musik yang dimainkan atau dedengarkan oleh ibu hamil dapat mengatur cepat atau lambatnya denyut jantung janin dalam kandungan. Bahkan, musik juga dapat merangsang penambahan berat janin.

Karena bayi-bayi yang dilahirkan dari golongan Yahudi mendapat terapi musik sejak dalam kandungan ibunya, maka perkembangan fisik bayi-bayi Yahudi pun lebih cepat dibandingkan bayi-bayi bangsa lain yang belum membudayakan terapi musik terhadap janin.

Dampak positif lainnya dari terapi musik ini adalah dapat meningkatkan daya tahan janin dari berbagai macam penyakit. Bayi-bayi Yahudi yang mendengar musik sejak dalam kandungan, memiliki daya tahan jauh lebih kuat darpada bayi yang tidak pernah diperdengarkan musik sama sekali.

Sudah menjadi tabiat orang Yahudi bahwa setiap anak yang lahir harus pandai, cerdas, dan tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan emosionalnya. Anak yang lahir dari kalangan Yahudi harus memiliki otak cemerlang dan mampu menghasilkan karya spektakuler, seakan-akan mereka merasa malu bila anak yang mereka lahirkan bodoh. 

Berbeda halnya dengan bangsa-bangsa lain yang hanya puas bila melihat bayinya lahir dengan selamat, tanpa cacat sedikitpun, serta terlihat tampan atau cantik. Bangsa Yahudi justru lebih mementingkan otak daripada keindahan fisik semata. 

Untuk mendapatkan bayi yang cerdas, orang-orang Yahudi hanya mementingkan makanan yang bergizi dan berprotein tinggi saja. Tetapi, yang lebih penting dari itu adalah rangsangan kecerdasan otak bayi semenjak bayi masih dalam kandungan, dan rangsangan yang paling tepat adalah dengan terapi musik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun