Hallo sahabat penikmat kopi, kalau kita salah satu penikmat kopi, rasa-rasanya  kalau tak menikmati secangkir kopi dalam satu hari kayanya gimana gitu. Jangankan satu hari setengah hari pun kayanya udah gimana. Kelenger, gelisah, lieur tak menentu.
Nah, hari ini saya pun, lagi menikmati secangkir kopi sambil asyik melihat ke luar dari jendela rumah, yang langsung menuju sebuah kebun pisang. Wehh pokoe mantap, Sambil meneyerap inspirasi dari sekitar.
Ngomong-ngomong tentang kopi, selain kita juga penikmat kita juga harus tau dong bagaimana nasib para petani kopi yang ada di Indonesia. Ya, minimal petani yang ada di desa kita.
Apakah nasib mereka sejahtera atau sebaliknya? Karena penulis sendiri berasal dari kampung yang jauh dari perkotaan, dari kampung halaman penulis ada juga warga yang menjadi petani kopi. Nah, kali ini penulis akan membahas petani kopi yang ada di kampung penulis yang tepatnya di desa Cimungkal, kecamatan Wado, kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Dikampung saya ada yang namanya para petani kopi, mungkin mereka juga para penikmat kopi seperti kita. Kita apa Kami ya hehehh, (kata-kata yang lagi dibahas netizen yang budiman).
Yang mengatas namakan Kelompok Tani Arosta (Arabika dan Robusta) keren juga tuh nama? Ya harus begitu, harus keren. Kita pernah masuk ke coffee shop kan? disana menu nya aneh-anehkan. Nih tak sebutin  salah satu yang saya hapal menu kopi di Coffee Shop.
     "Espresso, Macchiato, Latte, Cappucino, Mocha, Affogato dan Americano,"
Aneh-aneh kan namanya kaya makhluk planet gitu, ayo apa yang kamu suka dari delapan menu yang saya sebutin yang ada di Coffee Shop? Kalau saya sih, sukanya Americano menyelaraskan dengan kulit saya yang hitam. Tapi, tentunya, kulit saya tak sepahit Americano. Heumm.