Mohon tunggu...
arman rahman
arman rahman Mohon Tunggu... -

kehidupan itu perubahan dan merubah... kehidupan itu tantangan sekaligus cobaan... kehidupan itu....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kasih Ibu Sepanjang Jalan, Kasih Pacar Sepanjang Badan

5 November 2010   17:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:49 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasih ibu sepanjang jalan, kasih pacar sepanjang badan. Mungkin ini suatu ungkapan yang unik bagi zaman sekarang ini yang penuh dengan "keanehan". Kenapa disebut zaman yang penuh "keanehan" ?? coba kita pikir kembali, ketika pernikahan sesama jenis bukan lagi sesuatu yang tabu,  dan mungkin yang  masih menjadi headline di media-media massa adalah seseorang yang jelas-jelas telah berbuat zina malah begitu dipuja dan dielu-elukan ibarat tuhan, beda halnya dengan seorang da’I yang mengajak kepada jalanNya malah dituduh melakukan tindakan terorisme dilengkapi dengan hinaan bahkan caci maki yang semua itu belum terbukti dengan nyata. Namun yang ingin penulis bahas kali ini adalah tentang keanehan yang lain yaitu ketika kasih sayang kepada pacar itu lebih utama daripada kasih sayang seorang ibu (naudzubilllah, yang punya pacar harap segera tobat).

Sudah jelas dalam islam bahwa pacaran itu adalah suatu hubungan yang haram bahkan bisa dikategorikan zina (“Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan yang keji…” (QS. Al-Isra : 32)) dan(Tercatat atas bani Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat (bersyahwat)dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR Bukhari). Namun tidak sedikit yang beralasan dan mengelak agar pacaran itu menjadi halal, "aku kan pacaran secara islami gak pake pegang tangan dll", trus pegang kaki ??berarti ada donk pacaran versi nasrani, yahudi ato sekalian aja versi ahmadiyah dan JIL. "kan biar ada yang mengawasi kita n menjaga kita" apa kurang ALLAH sebagai penjaga dan pengawas bagimu ??. tapi maaf bukan itu yang penulis ingin bahas.

Sudah menjadi Suatu realita bagi 2 insan yang sedang dimabuk asmara (pacaran.red) selalu mengatakan kata-kata yang berisi pembualan atau gombal. entah untuk menambah rasa sayang si doi, ataupun untuk meredakan kemarahan si doi (lagi marahan ceritanya) dan bisa juga untuk meyakinkan si doi bahwa "aku tuh cinta mati padamu. "begitu banyak bintang di langit hanya satu yang ingin aku petik, begitu banyak wanita di bumi, hanya satu yang paling cantik” (walaupun berbeda dengan kenyataan). "yang, ayah kamu mantan maling yah ??koq kamu pintar betul mencuri hatiku" dan masih banyak lagi kata-kata gombal yang lain. Nah sekarang apakah pernah kita mengungkapkan hal yang seperti itu kepada sang ibu ?? (bukan berarti menganjurkan gombal ). Ya minimal kita mengungkapkan rasa kasih sayang kita dengan cara yang mesra dan berbeda gitu, " bu, aku sayang kamu","bu, aku cinta kamu" ( datar banget ngungkapinnya) itu mah biasa, coba pake kata-kata lain gitu " seandainya aku disuruh menuliskan siapa 3 pahlawan yang paling berjasa, maka akan kutuliskan semua dengan namamu bu" (protes kalo disalahin ma guru), "bu, warna boleh luntur, daun boleh gugur namun tidak rasa sayang ku padamu". Siapa tau bisa nambah rasa sayang + uang jajan (he…), tapi jangan hanya dengan perkataan aja, tapi ungkapkanlah dengan perbuatan juga ya…

Pertanyaan sekarang apa pernah ada yang melakukan seperti itu ?? "kan ada hari ibu, jadi di ungkapinnya hari ibu aja, klo pacar kan gak ada hari pacar".ckckckckc…

Ingat ketika kita dahulu dibawa didalam perutnya 9 bulan lamanya (baca; mengandung). Sakit dan senang bercampur menjadi satu, sakit ketika proses melahirkan sang anak dan senang ketika melihat sang buah hati terlahir ke dunia dengan selamat. Bukanlah caci maki, ataupun marah yang bayi terima ketika pertama kali terlahir ke dunia melainkan senyuman dari sang ibu.

Entah mengapa bagi orang yang pacaran lebih senang jikalau rasa sayang itu diungkapkan dengan sebatang coklat, sekuntum bunga ataupun yang lebih parah dengan free seks (ML). mereka justru lebih bangga jikalau rasa sayang itu diungkapkan dengan sesuatu padahal itu mungkin hanya bersifat sementara. Bayangkan saja kalo tidak ada lagi rasa sayang dan cinta (baca; putus) entah putus karena fisik yang berubah ataupun sifat, apakah masih ada pemberian seperti itu lagi ??. pada kenyataannya orang yang pacaran itu memilki pandangan yang sempit alias memandang berdasarkan fisik dan sifat namun untuk yang kedua ini nampaknya jarang sekali. Ingat bahwa manusia itu memiliki rasa bosan, kalo dapat yang lebih bagus dari yang sekarang maka kata "kita putus" pun hanya akan menunggu waktu dan ini yang disebut "kasih pacar sepanjang badan". beda halnya dengan kasih sayang seorang ibu yang selalu dan akan tetap ada. Kita mungkin tidak akan pernah menyadarinya, disaat kita masih berinisial bayi ibulah yang menjaga disetiap malam, sang ibu takut apabila si bayi menangis, ngompol ataupun tidak nyaman dengan tidurnya. Sang ibu rela meluangkan waktu tidurnya demi menjaga sang buah hati, hingga mungkin sang bayi telah berumur belasan tahun atau bahkan puluhan tahun sang ibu tetap setia menjaga dan memperhatikan meskipun sang ibu belum pernah mendapatkan balasan yang setimpal. Dia hanya berharap kelak sang anak yang sekian lama dijaga dan disayang itu menjadi seseorang yang cukup berarti dan berguna. Apakah pernah ibu mengeluh telah menjaga kamu selama bertahun-tahun ?? atau bahkan keluar dari mulutnya "nak, ibu capek jaga kamu sampai dewasa seperti ini, kamu cari ibu yang lain ya" (naudzubillah). Dan itulah yang disebut "kasih ibu sepanjang jalan".  Namun sangat disayangkan banyakdari kita yang tidak sadar akan hal ini.

A thousand men may build a city, but it takes a mother to make a home.

Sebagai sebuah renungan bagi kita semua, semoga tulisan ini memberi istifadah kepada para pembaca…

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun