Mohon tunggu...
Furqon almaarif
Furqon almaarif Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang penulis amatiran

Cuma tukang share sesuatu yang ada di pikiran saya

Selanjutnya

Tutup

Roman

Ibu Malaikat Pengajarku Sepanjang Waktu

17 Desember 2023   20:44 Diperbarui: 17 Desember 2023   21:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Ibu, kata yang merangkumi segala kelembutan, kebijaksanaan, dan kasih sayang. Artikel ini adalah penghormatan tulus kepada sosok yang penuh pengorbanan, seorang ibu.  Sejak awal kehidupan kita, ibu telah menjadi pelindung setia. Dengan sabar, beliau menghadapi semua tahap kehidupan kita, dari saat pertama kali kita bernapas hingga kita menjadi dewasa. Ibu adalah penyelaras hidup yang tak tertandingi, menenangkan badai dalam hidup kita dengan senyuman dan kelembutan. 

Setiap hari, ibu melibatkan dirinya dalam tugas-tugas yang tampaknya tak berkesudahan. Dari memasak makanan favorit kita hingga menjahit baju yang koyak, beliau menjalankan tugas-tugas ini tanpa mengharapkan balasan. Terima kasih, ibu, karena ketulusanmu yang tak terukur.

Ibu, sosok yang melampaui peran sebagai sekadar orang tua. Bagi banyak orang, ibu bukan hanya pendamping hidup, melainkan juga madrasah pertama tempat pembelajaran tak tertulis yang membentuk karakter dan kepribadian.  Dalam perjalanan hidup, ibu bukan hanya memberikan pelajaran dengan kata-kata, tetapi juga dengan contoh nyata. Beliau adalah madrasah pertama yang membimbing langkah-langkah awal, mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang membentuk dasar kebijaksanaan dan moral.

Ibu adalah guru tanpa ijazah, namun mengajarkan lebih banyak dari yang bisa diukur. Dalam kebersamaan sehari-hari, setiap tindakan ibu menjadi pelajaran berharga. Belajar tentang kesabaran, pengorbanan, dan cinta tanpa batas adalah bagian dari kurikulum tak resmi yang diberikan oleh ibu. Madrasah pertama ini bukan hanya tentang membaca dan menulis, melainkan tentang belajar berempati, menyayangi, dan menghargai. Ibu mengajarkan arti sebuah senyuman, kekuatan sebuah pelukan, dan kehangatan kata-kata penyemangat.

Ibu juga menjadi pintu gerbang menuju dunia pengetahuan. Sejak kita kecil, ibu adalah sosok yang menjawab pertanyaan-pertanyaan kita dengan sabar. Dalam peran ini, beliau tidak hanya memberikan jawaban, melainkan juga memupuk rasa ingin tahu dan semangat belajar. Keberadaan ibu sebagai madrasah pertama adalah landasan kokoh dalam pembentukan kepribadian. Ibu mengajarkan tentang integritas, tanggung jawab, dan kejujuran. Ia memberikan bekal berharga yang tidak hanya berguna dalam mengarungi dunia pendidikan, tetapi juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagai madrasah pertama, ibu memberikan bekal tak ternilai. Ia adalah tempat kita pertama kali mengenal kasih sayang, mendengar cerita, dan merasakan keamanan. Terima kasih, ibu, karena menjadi madrasah pertama yang membimbing hati dan pikiran kami menuju kehidupan yang lebih baik.

Pengorbanan seorang ibu tidak pernah berakhir. Beliau rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan tidurnya hanya untuk memastikan kita baik-baik saja. Terima kasih, ibu, atas pengorbananmu yang tanpa pamrih. Mungkin kata-kata tidak dapat sepenuhnya menyampaikan rasa terima kasih kita kepada ibu. Namun, melalui kata-kata ini, mari kita ungkapkan rasa syukur dan cinta kita yang mendalam. Terima kasih, ibu, atas segalanya. Hidup ini indah karena adanya kehadiranmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun