Motivasi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Terlebih lagi setiap perusahaan yang mempunyai beberapa karyawan. Seorang manajer dituntut untuk memberikan motivasi kepada karyawannya agar meningkatkan kualitas karyawan. Karyawan yang berkualitas akan mempengaruhi suatu produktivitas. Maka dengan motivasi yang baik tujuan sebuah organisasi akan tercapai.
Dengan adanya pemberian motivasi tersebut seorang manajer telah melakukan komunikasi. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan dalam sebuah organisasi. Komunikasi merupakan proses untuk mencapai fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dijalankan dengan efektif. Proses komunikasi ini memungkinkan manajer untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Konsep komunikasi secara umum yaitu suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti, suatu sarana pengaliran informasi, dan suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
Asumsi seorang manajer tentang motivasi karyawan tergantung perspektifnya pada komunikasi kedua belah pihak secara baik melalui pendekatan-pendekatan motivasi seperti pendekatan tradisional, pendekatan hubungan manusia, pendekatan sumber daya manusia, dan pendekatan kontemporer.
STUDI KASUS
Kita mengambil contoh Starbucks Corporation, poin paling kritis bagi bisnis perusahaan ini untuk mencapai kesuksesan tidak hanya kualitas produk yang mereka suplai, tetapi juga suasana kerja sama tim dalam penjualan ritel. Oleh karena itu, menjadi penting bagi perusahaan untuk memotivasi, memberi penghargaan, dan melatih karyawannya untuk menjadi personal dengan kualitas terbaik.
Starbucks Corporation, merupakan rantai kedai kopi ritel paling terkenal di dunia, terutama diuntungkan dengan memanggang dan menjual biji kopi spesial, dan berbagai jenis minuman kopi atau teh lainnya. Mereka memiliki sekitar 4000 cabang di seluruh dunia. Alasan mengapa Starbucks populer di seluruh dunia tidak hanya kualitas kopinya, tetapi juga layanan pelanggan dan lingkungannya yang nyaman. Starbucks menciptakan lingkungan yang nyaman bagi orang-orang untuk bersosialisasi dengan harga yang wajar, yang menarik semua usia konsumen untuk datang ke toko. Selain itu, juga diperhatikan untuk kepuasan karyawannya. Tingkat pergantian karyawan di Starbucks adalah 65% dan tingkat manajer adalah 25% per tahun. Tingkat turnover Starbucks jauh lebih rendah daripada rata-rata industri lain. Dengan demikian, Starbucks adalah salah satu model bisnis yang optimal untuk strategi motivasi karyawan, kepuasan pelanggan dan kerja sama tim.
Motivasi merupakan faktor vital bagi bisnis dalam proses produksi. Buruh bukanlah mesin, dan tidak selalu dapat melakukan tugas yang sama dengan semangat yang sama. Chief executive officer perusahaan Starbucks, Howard Schultz, menganggap bahwa alasan sukses di Starbucks bukanlah kopi tetapi karyawan. Dia sangat percaya bahwa semangat Starbucks adalah karyawan dan merasa terhormat tentang nilai karyawan Starbucks. Starbucks menawarkan struktur interaktif yang membuat personel terjun ke dalam pekerjaan mereka.
1) Perlakuan yang sama: Para manajer di Starbucks memperlakukan setiap karyawan secara setara dan semua staf disebut 'mitra', bahkan supervisor dari setiap cabang. Untuk mempersempit kesenjangan antara manajer dan karyawan, mereka juga bekerja sama dengan staf tingkat dasar di garis depan. Karena itu, mereka dapat mempertahankan sistem manajemen yang baik dan menciptakan suasana yang lebih dekat dan lebih akrab daripada tempat lain. Tidak hanya karyawan menikmati pekerjaan mereka tetapi pelanggan juga terpengaruh oleh antusiasme mereka.
2) Dengarkan karyawan: Starbucks memiliki saluran komunikasi yang terorganisir dengan baik untuk karyawan. Ini menempatkan sangat penting pada tenaga kerja. Misalnya, manajer merencanakan jam kerja per pekerja dan mengatur jadwal waktu istirahat, sesuai dengan keinginan pekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ada wawancara mingguan untuk melihat apa kebutuhan karyawan. Mitra memiliki hak untuk mencari tahu apa kebijakan terbaik untuk mereka, dan direktur menunjukkan rasa hormat untuk setiap saran. Starbucks bahkan menginginkan setiap karyawan untuk bergabung dalam membuat dan mengembangkan rencana, kemudian bekerja sama dalam mencapai tujuan mereka. Akibatnya, kebijakan dan prinsip dikomunikasikan di antara semua staf, dan tidak ada batasan dalam pendapat pribadi karyawan.
3) Langkah-langkah kesejahteraan yang baik: Semua karyawan, termasuk personal informal, ditawari banyak kebijakan kesejahteraan, misalnya, diskon komoditas untuk karyawan, asuransi kesehatan (termasuk kesehatan, penglihatan dan gigi) dan liburan. Selain itu, mitra yang bekerja lebih dari 20 jam seminggu berhak atas kelebihan upah.