Starbucks juga berpikir bahwa pembiayaan utang bukanlah pilihan terbaik, sehingga memilih untuk mengalokasikan dividen saham kepada semua karyawan dengan masalah skrip gratis. Dengan kebijakan ini, karyawan bisa mendapatkan keuntungan dari dividen perusahaan. Karena itu, mereka memiliki tujuan yang sama, dengan kata lain, mereka termotivasi untuk meningkatkan penjualan untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan. Bagi Starbucks, karyawan adalah aset terpenting.
1) Strategi untuk menjaga hubungan baik: Starbucks menetapkan sistem yang dikembangkan dengan baik untuk menjaga hubungan baik antara manajer dan karyawan. Seperti disebutkan, mereka menggunakan gelar "mitra" terlepas dari tingkat pekerja, yang mempersempit kesenjangan birokrasi. Selanjutnya, mereka bekerja sama di baris pertama untuk menghilangkan jarak antara status yang berbeda. Ketiga, jumlah karyawan biasanya tiga sampai enam. Ukuran yang begitu kecil membantu staf untuk mengenal satu sama lain dengan mudah dan mendalam. Saran dan keluhan yang dibuat oleh karyawan diperlakukan sama pentingnya. Dengan cara yang sama, mereka memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses merevisi kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, setiap anggota staf berpikir bahwa mereka juga memainkan peran penting dalam operasi perusahaan, dan mereka bersama-sama mengerjakan arahan Starbucks. Semua ini memberi karyawan rasa hormat dan rasa partisipasi.
2) Tujuan kesejahteraan publik: Starbucks menyumbangkan sebagian dari keuntungannya untuk layanan publik. Akibatnya staf memiliki gagasan bahwa apa yang mereka lakukan untuk Starbucks adalah untuk masyarakat juga. Berkenaan dengan tujuan, Starbucks menetapkan tujuan yang menantang dan spesifik, dan memungkinkan semua mitra untuk memutuskan arahnya.
Kesimpulannya, disamping Sturbucks yang sudah mempunyai nama karena kualitas kopinya, pelayanan yang baik kepada pelanggan dan lingkungannya yang nyaman menjadi hal yang sangat penting dalam mendirikan suatu bisnis. Hal itu dikarenakan motivasi dan komunikasi kepada karyawan yang baik. Dengan begitu suatu bisnis dapat berjalan sesuai tujuan yang sudah direncanakan. Karena reputasi suatu bisnis bukan hanya dari eksternal, tetapi internal pun harus baik seperti kualitas para pekerja.
Adapun hal positif yang dapat kita ambil dari hal tersebut untuk mendirikan sebuah bisnis adalah memotivasi para karyawan serta berkomunikasi yang baik dengan tidak membeda-bedakan tingkatan jabatan dalam hal memajukan bisnis tersebut.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H