Jakarta,Maret 2014.
Kepada: Fachri Hamzah,SE. Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera, Agt Komisi III DPR-RI.
Di :
Jakarta.
Bro Fachri Hamzah, SE
Sebelum mulai lebih jauh saya ingin katakan pada anda bahwa saya adalah salah satu anak bangsa yang masih lugu dan gak tau apa apa. Trus, Apa kabar anda sekarang bro Fahri..?? Semoga penyakit tidak hinggap di badan anda yang bisa mengganggu aktifitas sehari hari anda. Saya menyesalkan kicauan anda di twitter tentang hal yang anda sebut sebagai Penjualan Asset negara oleh Presiden Megawati saat itu dikarenakan itu bisa mengakibatkan kesalahan masyarakat awam dalam memahami. Sebagai seorang pejabat publik di DPR-RI maka anda selayaknya faham maksud penjualan beberapa saham BUMN dimasa Megawati menjadi presiden. Tapi kalau anda memang kagak tau maksud penjualan dari apa yang anda maksud sebagai “asset” tsb maka biarlah saya yang memberi tau pada anda.
Kenapa Megawati banyak jual asset ... ? Anda harus faham dulu apa itu Asset. Lawan Asset adalah Liability. Jika diartikan secara secara ilmu Ekonomi, mungkin akan lebih bertele tele dan lebih sulit untuk dipahami, apalagi oleh masyarakat awam seperti saya. Biarlah kita pakai pengertian yang sederhana saja kedua kata tsb.
(1). Asset adalah: Segala sesuatu yang mengalirkan uang ke kantong anda.
(2). Liabilitas adalah: Segala sesuatu yang keluarkan uang dari kantong anda.
Gampang bukan ...?? Mari kita ambil sebuah sampel, misalnya: Anda membeli sebuah Villa mewah Rp 5 Milyar di puncak Bogor, apakah Villa mewah yang anda beli itu sebuah Asset....?? Banyak orang akan menjawab : Ya... !!! Villa itu Asset. Padahal sesungguhnya Villa itu adalah sebuah Liabilitas dan bukanlah Asset. Villa mewah itu membuat uang “keluar” dari kantong anda sebesar Rp 5 Milyar saat membayar pada pemilik lama. Itu menggerus isi kantong anda. Anda harus menggaji karyawan untuk merawat Villa tsb, juga merobek isi kantong Anda. Anda harus membayar listrik dan biaya maintenance lainnya. Anda juga harus keluar uang menyogok aparatur pemerintah disana supaya villa anda tidak dibongkar karena tanah tsb tanah negara. Ternyata akhirnya villa anda diratakan oleh Buldozer karena memang Villa itu Ilegal. Dan anda kehilangan semua uang anda. Pantaskah Villa anda itu disebut Asset...?? Padahal Villa tsb selalu “merobek” isi kantong anda...??
Ini juga sama saja dengan rumah tinggal. Belum tentu rumah anda adalah Asset. Karena besar dan mewahnya rumah anda maka rumah tsb akan cenderung malah menjadi Liabilitas karena selalu membuat duit keluar dari kantong anda. Mobil anda juga sudah pasti sebuah Liabilitas. Misalnya anda beli Mobil Toyota Fortuner. Pasti duit melayang dari kantong anda sekira Rp 400 juta untuk bayar di Showroom. dua menit saja mobil tsb menjejakkan bannya ke Aspal, Fortuner anda sudah dihitung harga Fortuner Second hand. Padahal baru 15 menit anda bayar Rp 400 juta. Mobil yang anda anggap Asset ternyata adalah Liabilitas. Anda isi bensin Fortuner anda juga kantong anda robek lagi untuk bayar bensin. Perawatan bulanan Mobil anda juga uang keluar dari kantong anda.
Nah.... terkait dengan “Asset” yang anda bilang dimasukkan ke “Tokobagus.com” oleh Megawati semasa ia jadi Presiden, maka mari kita lihat dulu, benarkah Megawati menjual Asset bangsa ini...?? Menurut saya tanpa anda sadari anda telah membohongi publik dengan mengatakan BUMN yang dijual tsb adalah asset, terlepas anda sadar atau tidak sadar dalam menulis twitt tsb, karena dalam masa krisis moneter mayoritas BUMN telah menjadi Liabilitas yang membebani negara dan sama sekali bukan Asset.
Saya perhatikan, Megawati sudah tepat menjual sebuah Liabilitas dan bukan menjual Asset. Yang dijual Mega adalah Sesuatu yang bisa membuat duit pemerintah makin terkuras karena adanya benda atau BUMN tsb pada Pemerintah. Karena itu namanya yang tepat bukanlah Asset. BUMN tersebut adalah sebuah Liabilitas pada masa krisis Moneter. BUMN tsb memang bisa saja dianggap Asset dijaman sekarang, tapi dijaman Krisis Moneter dulu dia cuma bikin pusing pemerintah. Mayoritas perusahaan, Ulangi: Mayoritas perusahaan dijual atau malah bangkrut semasa Krisis karena perusahaan itu telah menjadi Liability bagi pemiliknya. Tak peduli BUMN atau Non BUMN.
Disaat itu Indonesia-lah negara terparah yang dihantam Krisis Moneter. Malaysia dan Thailand udah pulih tapi Indonesia masih tengkurap. Duit tak ada sementara APBN selalu defisit. Utang dengan IMF yang dibuat oleh Soeharto mulai jatuh tempo. Megawati cuma mewarisi “dosa” pemimpin masa lalu. Mega harus menyiapkan duit untuk APBN plus duit untuk membayar utang pada IMF. Anda tentu tau bahwa IMF adalah “dewa” baik hati di awal datangnya dan “Dracula ” penghisap darah tak kenal ampun saat akhirnya.
Ada gas Tangguh yang telah dilelang, harga udah banting hingga “masuk jurang”, tapi karena memang masa krisis, tak ada yang ngelirik. Akhirnya China nawar dengan harga murah, daripada apes, akhirnya Deal, Dollar-pun diraup pemerintah. Buat “kasi makan” anak bangsa di Indonesia ini melalui APBN dan juga untuk bayar utang pada pengijon / tengkulak yang bernama IMF.
Ada juga kapal VLCC, Kapal tsb udah siap dan tinggal kirim. Tapi kesulitan Likuiditas keuangan pemerintah bener bener mampet pet peeeet....!!! Ada yang nawar kapal VLCC tsb saat dipajang di “Rak Sale” dengan harga yang sama dengan harga saat kita teken kontrak waktu beli. Ya akhirnya dijual karena memang kita gak sanggup melunasi. Dari sisi angka / digit gak rugi toh...?? Bener memang harganya sudah naik saat akan serah terima tapi yang harus dibayar kan sama. Disuruh lunasin toh Mega juga tak punya duit. Mayoritas BUMN tsb dijual memang dalam masa Krisis Moneter dan Mega cuma “ketiban sial” saja karena dosa pemimpin masa lalu.
Yang lucunya, saat dulu Krisis Moneter BUMN dijual murah kagak ada yang mau beli. Saat sekarang Krismon udah lewat dan ekonomi udah sehat semua merepet, termasuk anda bro Fahri.
Kalo memang BUMN itu dulu harganya murah kok anda gak beli aja bro Fahri...?? Taukah anda saya dapet cerita dari teman saya bahwa Sandiaga F Uno kini menjadi salah satu orang kaya baru alias Konglomerat di Indonesia karena dulu waktu Krisis Moneter, jasa dia gak mampu dibayar uang oleh pengusaha maka di”barter” dengan saham. Kini Sandiaga F Uno meledak kaya raya karena saham saham yang dulu ia dapat karena harga yang murah kini sudah meroket harga saham saham tsb.
Yang paling janggal dengan wawancara anda dengan media terkait Twitt anda adalah anda berkata:
"Adapun PDIP termasuk Jokowi harus bisa menjelaskan kebijakan itu sekarang. Sebab, kalau memang itu benar berarti akan terulang. Kecuali diakui salah," pungkas anda pada media.
Ini aneh bin Ajaib.... !!! Anda minta Jokowi ikut bertanggung jawab untuk menjelaskan padahal manusia di Indonesia kagak ada yang kenal Jokowi saat Krismon itu terjadi. Saat Krisis Moneter, Jokowi mungkin masih jadi tukang kayu yang buat Meubel di Solo sana. Mana-lah si Tukang kayu yang (Insya Allah) akan jadi presiden 2014 ini terlibat dengan kejadian ini.....??
Ngurusin bangsa saat itu gak cukup hanya dengan ngemenk Cinta, Kerja, Harmony aja bro Fahri. Gak laku.... Gak mempan itu Krisis Moneter dengan ngemenk begituan.... Demikian penjelasan saya Bro. Semoga anda puas dengan penjelasan saya.
Salam Hormat:
Arloren Antoni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H