Mohon tunggu...
Arloren Antoni
Arloren Antoni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sosok melankolis yg sangat halus untuk dunia spiritual, seni dan filsafat. \r\n\r\nNamun juga seorang kolerist yg sangat keras, tajam dan menghantam utk dunia olah pikir & kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menag Surya Dharma Ali Mengamalkan Ajaran Sesat aliran Syiah

24 Mei 2014   13:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14008864281837279770

Tapi kenapa datang sebagian kita malah memaksakan keyakinan kita pada orang lain...??

Pada saat Syiah mau kembali dari pengungsian setelah keluarga mereka dibunuhi, dikatakan SDA:
"Kalo memang mau kembali, samakan dulu persepsi" ujar SDA. Itu sama saja ngajak perang lagi namanya. menyatakan orang lain telah kafir dan harus dicerahkan dan menyatakan "bertobat" baru boleh pulang kerumahnya.

Kalo mencuri, maka Hukum Syar'i maupun hukum positif sama sama melarang. Tapi kalo urusan keyakinan maka kita bisa saja berbeda bahkan Rasulullah sendiri sudah mengatakan bahwa memang akan terjadi banyak aliran dalam Islam. Tapi kenapa kenyataannya malah kita memaksakan perbedaan agar jadi satu...?? Bukankah "perbedaan" adalah Hukum Alam yang asli berasal dari Illahi...??

Hukum Alam tidak bisa dirobah oleh ajaran agama manapun. Sementara Hukum agama yang juga Hukum Allah tapi kini Hukum Alam itu di coba rubah oleh penganut agama itu sendiri. Kenapa kita menabrak Hukum Al Khaliq yang asli yang sesungguhnya TAK MUNGKIN di intervensi ini....?? Dimana Allah telah menetapkan Hukum Alam dengan menjadikan kita berbeda beda suku, agama, Ras dll...?? lalu kita dengan lancang menabrak Hukum Alam dari Illahi dengan memukul rata "keyakinan" agar jadi satu dan harus sama dengan keyakinan kita sendiri...??

Kemana kita membuang ayat Qur'an yang mengatakan bahwa Allah SWT telah menciptakan kita sebagai bangsa, etnic, Ras dan keyakinan yang berbeda beda supaya kita saling mengenal...??

Mengapa sulit sekali bagi kita untuk MENGHARGAI PERBEDAAN di dalam kebhinnekaan...??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun