Mohon tunggu...
Arlis Welman Sabelau
Arlis Welman Sabelau Mohon Tunggu... Lainnya - Ini akun untuk berpetualang di dunia maya

Arlis Welman Sabelau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beriman Seperti Paulus (Kis 18 : 1 - 17)

24 September 2024   19:00 Diperbarui: 24 September 2024   19:05 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pelayana Paulus di Korintus menghasilkan iman percaya dari tokoh-tokoh penting masyarakat, termasuk diantaranya adalah Krispus, seorang  kepala Sinagoge (8); dan pengarajin ahli kemah, seperti Priskila dan Akwila(2-3). pelayanan Paulus meresahkan dan menimbulkan persekusi dari kelompok fundamentalis. "Yesuslah Mesias" (5) adalah rangkuman isi pesan paulus. namun, kelompok yang menghujat Paulus(6), menyeret paulus kepengadilan  romawi dan mengklaim Paulus mengajarkan agama yang menentang hukum Taurat. padahal Paulus, Yesus dan kelompok orang yang mempersekusinya sama-sama orang Yahudi.

Tuduhan yang diarahkan kepada Paulus tidaklah jelas. Jika Paulus dituduh melanggar agama Romawi dan menolak dewa-dewa Romawi, bukankah orang - orang Yahudi yang menjadi musuh paulus juga berpendirian sama ? Kemungkinan besar, paulus dituduh melanggar Taurat, karena ia memproklamasikan Yesus sebagai Mesias dan syarat baptis sebagai inisiasi agama, bukan sunat seperti yang diyakini orang Yahudi, yang diwarisi dari Abraham.

Namun, sikap Galio, gubernur Akhaya, tegas dia mengomfirmasi Paulus tidak melanggar hukum (14). Menurut Galio, yang terjadi adalah pertengkaran internal kelompok Yahudi. Gagal mengkriminalkan Paulus, kelompok fundamentalis marah, mereka lalu memukuli Sostenes, kepala Sinagoge di depan pengadilan (17).

menghidupi kesetiaan dalam Kristus membuat Paulus dituduh hidup dalam agama tanpa Taurat. Bagi kelompok fundametalis, iman Paulus adalah kesesatan. Kisah seperti ini juga dialami oleh Dietrich Bonhoeffer, seorang pendeta jerman yang melawan Nazi, di negara yang notabene Kristen dan mewarisi ajaran Luther. Bonhoeffer terpaksa membayangkan "kekristenan tanpa agama" ketika dijebloskan kedalam penjara oleh Nazi dan akhirnya dihukum gantung.

Membedakan iman yang sejati dan pola agama fundamentalis tidaklah mudah, bahkan kekristenan juga tidak imun dari fundamentalis, maka dari itu, sanggupkah kita beriman seperti Paulus ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun