Mohon tunggu...
arlis erliana
arlis erliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Brawijaya

Saya adalah mahasiswa yang sedang dalam masa tingkat akhir, dimana saya memiliki hobi menulis dan mencoba hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Produk Kacang Hijau di Kabupaten Malaka

27 Juni 2024   21:56 Diperbarui: 27 Juni 2024   21:58 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kacang hijau merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia. Kacang hijau memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, kacang hijau juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk, seperti bubur kacang hijau, mie kacang hijau, dan keripik kacang hijau.

Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, memiliki potensi besar untuk pengembangan produk kacang hijau. Hal ini didukung oleh kondisi agroklimat yang cocok untuk budidaya kacang hijau dan ketersediaan lahan yang luas.

Pada tahun 2023, luas panen kacang hijau di Kabupaten Malaka mencapai 10.000 hektar dengan produksi sebesar 20.000 ton. Namun, sebagian besar produk kacang hijau di Malaka masih dijual dalam bentuk mentah dengan harga yang relatif rendah.

Pengembangan produk kacang hijau di Malaka terkendala oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Kondisi ekonomi. Harga kacang hijau di pasaran seringkali berfluktuasi, sehingga petani tidak dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
  • Kondisi iklim. Kabupaten Malaka memiliki iklim yang panas dan kering, sehingga produk kacang hijau mudah rusak.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengembangkan produk sari kacang hijau yang tahan lama dengan penambahan pengawet natrium benzoat. Natrium benzoat adalah pengawet yang aman dan efektif untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada produk makanan dan minuman. Penggunaan natrium benzoat tentunya mengikuti peraturan No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang penggunaan natrium benzoat yang diperbolehkan yaitu tidak boleh melebihi 600 mg/kg. Oleh karen itu, perlu dilakukan perancangan produk sedemikian rupa, untuk mendapatkan sari kacang hijau yang sehat dan disukai oleh masyarakat setempat. 

Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak kelompok (RAK) 2 faktor dengan 3 pengulangan. Faktor pertama adalah variasi  konsentrasi gula aren (15%; 20%; 25%) dan faktor kedua adalah konsentrasi natrium benzoat (0,04%; 0,06%; 0,08%). Setelah itu, perlu dilakukan uji sensori dan uji kandungan minuman, dimana uji kandungan terdiri dari uji protein, uji total gula dan uji lemak. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula aren dan berpengaruh nyata terhadap kesukaan konsumen dan penambahan natrium benzoat tidak berpengaruh nyata pada kandungan minuman sari kacang hijau. Dari ketiga sampel, dilakukan uji perbandingan eksponensial untuk mendapatkan sampel dengan perlakuan terbaik dan diperoleh sampel 20%:0,04% 

Pengembangan produk minuman sari kacang hijau dengan penambahan gula aren dan natrium benzoat diharapkan dapat membantu pelaku usaha di Malaka untuk meningkatkan daya tahan produknya dan memperluas jangkauan pasarnya. Minuman sari kacang hijau dengan natrium benzoat aman dikonsumsi dan memiliki rasa yang tidak berbeda dengan minuman sari kacang hijau tanpa pengawet.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun