"Bawa suami kesini. Kita lakukan pemeriksaan sperma suami. Jika ternyata ada masalah dalam hal jumlah atau kekuatan, maka kita bisa bantu untuk inseminasi."
Inseminasi adalah salah satu prosedur medis untuk membantu sperma langsung mencapai saluran indung telur (tuba falopi) hingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
Ku sampaikan hal ini kepada suamiku. Namun tidak begitu ditanggapi. Sebab suamiku yakin tidak ada masalah padanya. Terbukti di tahun 2013 kemarin aku bisa hamil. Sampai disini kami berdua merasa tidak punya masalah apa-apa untuk bisa memiliki keturunan. Kami pun menjalani hari-hari seperti biasa.
Hanya saja jika mendengar nasihat dari orang-orang tentang cara -- cara alami mengupayakan kehamilan, aku mengikutinya. Seperti minum jus tomat campur apel dan wortel setiap hari selama 3 bulan, minum air rebusan buah zuriyat, minum madu, makan kurma muda dan lain sebagainya aku ikuti.
Waktu berlalu hingga tahun 2020, namun kehamilan tak kunjung terjadi. Alhamdulillah keuangan kami makin membaik. Kebetulan kakak ipar cerita tentang temannya yang berhasil hamil hingga sudah melahirkan setelah lama mendamba anak. Si teman ikut program inseminasi dengan seorang dokter kandungan berpengalaman di Kota Medan. Kakak ipar menyarankan kami mencoba ke dokter itu.
Dari sini aku dan suami memutuskan untuk mencoba. Rupanya dokter ini sudah biasa menangani kasus-kasus pasangan yang sulit memiliki keturunan. Alhamdulillah banyak yang berhasil. Ada tiga tahapan yang disediakan sebagai program kehamilan.
Pertama, terapi obat untuk kondisi yang memungkinkan untuk hal ini. Kedua, inseminasi. Ini dilakukan jika ada suatu masalah yang tak memungkinkan untuk tahap pertama dilakukan. Ketiga, bayi tabung. Prosedur bayi tabung adalah upaya terakhir yang bisa dilakukan jika berdasarkan pemeriksaan, tahap pertama dan kedua tak bisa dilakukan.
Dari hasil USG terbaru dan hasil HSG ku yang lalu, aku terbilang normal. Hanya saja ada sedikit keputihan yang terinfeksi jamur dan cukup diatasi dengan obat. Aku dan suami pun menjalani terapi obat sembari menjaga makanan sehat, olahraga, istirahat yang cukup serta berhubungan di waktu-waktu subur.
Alhamdulillah bulan Ramadhan yang lalu aku hamil. Hanya saja kabar kurang baiknya, aku kembali hamil di luar rahim. Mau tak mau aku harus operasi. Dokter melakukan prosedur operasi dengan metode laparascopy.
Dari sinilah aku mengetahui fakta mengejutkan tentang kondisi saluran tubaku. Pasca operasi aku diberitahu suami bahwa toba falopi sebelah kiri sudah tidak ada. Sementara kehamilan ektopik (di luar rahim) yang ke dua ini terjadi di saluran tuba-ku yang sebelah kanan. Penanganan terbaik menurut dokter adalah mengangkat janin sekaligus memotong saluran tuba yang tinggal satu-satunya itu. Selanjutnya upaya hamil dapat dilakukan dengan proses bayi tabung.
Ini benar-benar sangat mengejutkanku. Bukankah hasil HSG ku menyatakan bahwa saluran tuba kanan dan kiri normal. Berarti masih ada, lengkap kedua tuba falopi itu. Kenapa setelah laparascopy hasilnya begini.