Disisi lain aku tersadar kalau darah haid tak lagi muncul kecuali hanya sekali di pagi hari itu. Disinilah aku mendadak curiga, jangan-jangan aku hamil. Tak sekedar hamil. Karena sebelumnya aku memiliki pengalaman hamil di luar kandungan (ektopik), maka pikiranku langsung ke situ. "Aduh, operasi lagi". Pikirku.
Ku sampaikan kepada suamiku bahwa aku ingin dibelikan alat tes kehamilan sore nanti jika hingga sore kembung di perutku belum reda total. Alhasil sore hari kami bersama pergi membeli tespek.
Besok paginya aku tes, daaaaaan yup benar aku hamil. Mengetahui itu suamiku juga langsung berprasangka kalau aku hamil ektopik. Mengingat aku mengeluarkan bercak darah dan merasakan sakit perut.
Beberapa jam kemudian kami pergi USG ke rumah sakit terdekat. Ini kepastiannya.Ternyata benar, innalillahi wa inna ilaihi raaji'un. Aku hamil ektopik. Operasi adalah saran yang langsung diberikan dokter. Kami berharap ada cara lain mengatasi hal ini selain opeasi. Dokter bilang bisa yakni dengan suntikan. Tapi tidak di rumah sakit itu karena alatnya tidak tersedia.
Dokter lalu memberi surat rekomendasi agar kami ke rumah sakit lain menemui dokter yang namanya tertulis di surat rekomendasi itu. Selesai dari rumah sakit itu suamiku memandang kami lebih tepat pergi ke klinik dimana sebelumnya kami melakukan program hamil, yakni klinik Fertilitas dr. Binarwan Halim yang cukup ternama di Kota Medan.
Di klinik ini dokter berbicara hal yang sama dengan dokter sebelumnya, bahwa aku sebaiknya operasi. Jika penanganannya dengan cara lain, disuntik atau makan obat maka dokter tidak yakin mengenai efektifitasnya.
Dokter bilang tindakan operasi akan dilakukan dengan teknik laparascopy, dimana ini tergolong operasi kecil. Perut hanya disayat sedikit, tidak perlu dibelah. Sehingga pemulihan lebih cepat. Mendengar hal ini kami pun yakin untuk memilih penangan ala dokter itu.
Kami pun menjalani proses menuju operas. Mulai dari pemeriksaan darah, urine, hingga booking kamar rawat inap di rumah sakit tempat operasi. Alhamdulillah operasiku berjalan dengan lancar pada tanggal 26 April 2021. Total sekitar tiga jam aku berada di ruang operasi. Satu jam persiapan awal dan akhir serta inti operasi sekitar 2 jam. Terima kasih buat dokter dan tim yang mengerjakan operasiku.
***
Antara lega dan sedih, perasaanku campur aduk. Lega karena rasa sakit diperutku sudah berakhir. Kehamilan ini juga membuat aku dan suami optimis kalau aku bisa hamil kembali. Namun sedih karena harus kehilangan janinku. Untung ada iman di dada. Mengingat Allah swt membuat hati menjadi tenang, bahwa dalam kesusahan pasti ada kemudahan.
Pada setiap cobaan pasti ada hikmah. Barangkali memang waktunya belum tepat menurut Allah bagi kami untuk menjadi orangtua. Barangkali doa dan usaha ini belumlah cukup, sehingga Allah ingin kami lebih mendekat lagi padaNya. Barangkali dengan peristiwa ini Allah swt ingin membersihkan dosa-dosa kami.