Mohon tunggu...
Arlini
Arlini Mohon Tunggu... Penulis - Menulis berarti menjaga ingatan. Menulis berarti menabung nilai kebaikan. Menulis untuk menyebar kebaikan

ibu rumah tangga bahagia, penulis lepas, blogger, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kala Perempuan Cerdas dan Ambisius Bercita-cita

12 Desember 2020   13:38 Diperbarui: 12 Desember 2020   13:47 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://feminisminindia.com/

Para muslimah cerdas dan ambisius itu ada yang menjadi ilmuwan seperti Mariam, penemu astrolabe di Aleppo. Kontributor pendidikan seperti Fatimah al-Fehri, pendiri Universitas Qarawiyin di Maroko. Jauh lebih banyak lagi dari para muslimah cerdas dan ambisius itu yang menjadi inspirator kesuksesan para lelaki. 

Dibalik tersohornya nama ulama Imam Syafi'i, ada perjuangan ibunya Fatimah binti Ubeidillah. Terkenalnya sosok Shalahuddin al Ayyubi juga berkat peran penting ibu di masa pertumbuhan sang anak.

Dari persamaan yang ada yakni dua kekuatan itu, saya juga melihat perbedaan diantara para perempuan didikan sistem kapitalis sekuler hari ini dengan para perempuan didikan peradaban Islam. Mereka berbeda juga dari dua hal, yakni dari segi alasan dan tujuan. 

Para perempuan seperti Gunjan dan Samyukhta memiliki alasan menggapai cita karena bentukan alami sewaktu kecil. Apa yang kebetulan memberi kesan padanya dimasa pertumbuhannya, itulah yang menginspirasi cita -- citanya. Dia anggap itulah sumber kebahagiaannya kelak.

Seiring berjalannya waktu cita -- cita itu diragukan oleh sekitar, terutama kaum lelaki. Budaya mereka membentuk pemahaman bahwa perempuan lebih lemah dibanding lelaki. 

Perempuan pantasnya hanya berperan di ranah domestik. Perundungan yang terus menerus diterima para perempuan ambisius dan cerdas itu membentuk sebuah tujuan, yakni pembuktian. 

Tujuan itu membentuk energi yang lebih besar untuk menggapai cita. Hingga akhirnya sebagian besar mereka berhasil membuktikan diri, sukses berkarir dan mendulang harta.

Sayangnya meski banyak hari ini perempuan yang sukses dengan karirnya, namun penghargaan dan penghormatan terhadap perempuan belumlah merata. Kaum perempuan belum sepenuhnya terbebas dari mata -- mata yang meremehkan. Tak sebatas meremehkan, bahkan pelecehan seksual dan kekerasan masih sering dialami oleh perempuan.

Sedangkan para muslimah didikan peradaban Islam, sejak awal memiliki alasan bercita -- cita yakni kecintaan pada Allah swt dan Rasulullah saw. Tujuannya untuk meneguhkan Islam di muka bumi. Sebab misi diutusnya Rasulullah saw dengan Islam, memang ingin membawa rahmat bagi seluruh alam.

Dalam proses pendidikannya para muslimah diajarkan mengenal hakikat kehidupan, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt (QS. al 'Alaq: 02). Manusia diciptakan semata untuk mengabdi pada Allah swt (QS. Adz dzariyat: 56). 

Pembeda antara lelaki dan perempuan adalah takwanya (QS. al Hujurat: 13). Kebaikan masing -- masing lelaki dan perempuan akan sama -- sama mendapat balasan Allah swt (QS. An Nahl: 97). Lelaki dan perempuan pun saling berlomba untuk menjadi yang terbaik dihadapan Allah swt (QS. Al Baqarah: 148).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun