Mohon tunggu...
Arlini
Arlini Mohon Tunggu... Penulis - Menulis berarti menjaga ingatan. Menulis berarti menabung nilai kebaikan. Menulis untuk menyebar kebaikan

ibu rumah tangga bahagia, penulis lepas, blogger, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Iklan KB Memicu Protes Masyarakat

27 Desember 2019   22:29 Diperbarui: 28 Desember 2019   16:14 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Iklan KB Memicu Protes Masyarakat

Namun, apa lantas ketika puluhan juta penduduk Indonesia merasakan kemiskinan yang disalahkan adalah konsep agama? Eits, tunggu dulu.

Apakah pengaturan ekonomi kita saat ini sudah baik? Ternyata kan tidak. Kekayaan alam yang diserahkan pemerintah untuk dikelola oleh asing dan aseng. Hingga yang mendapatkan keuntungan besar adalah mereka. Dibantu oleh ekonomi berbasis riba, maka para kapitalis semakin jaya.

Begitulah tabiat kebebasan ekonomi dalam sistem ekonomi kapitalis. Hanya yang mampu yang akan survive dalam kehidupan. Sementara yang lemah akan ketinggalan. Jurang yang dalam pun memisahkan antara si kaya dan si miskin.

Dimana posisi pemerintah? Hanya sebagai pembuat regulasi. Bukan pengayom masyarakat. Bahkan pemerintah ikut -- ikutan menjadi pebisnis, mencari keuntungan dari rakyat. 

Dari semua pelayanan umum yang dibayar masyarakat seperti pajak, listrik, BBM, PDAM, BPJS dll, pasti keuntungan bagi pemerintah. Dari pengelolaan SDA milik rakyat oleh asing, pasti juga merupakan keuntungan bagi pemerintah. Kalau begitu sih, wajar hidup masyarakat jadi susah. Jangankan punya anak dua, nanggung diri sendiri saja bisa berat.

Jadi Allah swt Maha benar. Tidak mungkin salah dengan janji -- janjiNya. Ketika Allah swt menjamin rezeki, jaminan itu sekaligus diwujudkan dengan aturanNya yang terkandung dalam al Qur'an dan as Sunnah.

Ada sistem ekonomi Islam yang mampu menjamin pemerataan kesejahteraan di masyarakat. Aturan tentang kepemilikan, larangan riba, zakat dan aturan lainnya mampu mendekatkan jarak si kaya dan si miskin. Yang kuat menolong yang lemah. Yang lemah pun didorong untuk mampu mandiri mencari rezeki Allah swt. Dengan aturan Islam, dijamin takkan ada yang terlalu kaya dan terlalu miskin.

Pemimpin dalam Islam diperintahkan Allah swt untuk mengurus dan melindungi rakyatnya. Jadi posisi pemimpin adalah sebagai pelayan rakyat. Artinya, berapapun anak yang dimiliki oleh keluarga -- keluarga di masyarakat, tidak jadi masalah. Bahkan lebih banyak lebih baik. Jumlah Sumber Daya Manusia yang banyak sesungguhnya adalah potensi besar bagi pembangunan suatu negara. SDA akan memperkuat suatu peradaban.

So, jangan takut punya anak banyak ya. Perkuat keimanan dan wujudkan pelaksanaan Islam secara keseluruhan untuk memperbaiki perekonomian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun