Salah satu aktivitas ruhiyah emak-emak di kota Medan adalah perwiridan. Dalam agenda tersebut jamaah membacakan doa-doa yang utamanya diperuntukkan bagi keluarga dan saudara seakidah yang sudah meninggal dunia. Dibacakan pula surat Yasin dengan harapan pahala bacaannya bisa sampai pada almarhum dan almarhumah yang dicinta.
Saya tidak sedang membahas boleh atau tidak aktivitas wirid ini dilakukan. Saya memahami kalau ulama berbeda pendapat atas hal ini. Ada yang membolehkan, ada yang tidak. Bagi saya asalkan tidak dianggap suatu aktivitas sakral yang merupakan keharusan berbentuk ibadah, maka boleh -- boleh saja.
Berdoa memang tidak harus beramai -- ramai. Bisa juga dilakukan sendiri -- sendiri. Disamping itu perwiridan punya nilai silaturahmi. Selama perwiridan berjalan para tetangga bisa saling bertatap muka, saling sapa dan mengakrabkan diri. Satu hal yang jarang terjadi dalam hubungan bertetangga di kota.
Jadi yang mau saya bahas adalah mengenai acara tambahan dalam perwiridan, yaitu ceramah. Kalau perwiridan kami menyertakan ceramah oleh ustaz setelah membaca doa-doa. Dilaksanakan dua minggu sekali. Saya pikir ini bagus, perwiridan bisa jadi sarana menuntut ilmu. Mengingat menuntut ilmu Islam adalah sebuah kewajiban bagi pribadi muslim.
Meski pengaruhnya belum mendalam karena dilakukan hanya dua minggu sekali, tapi lumayanlah. Sebagai tambahan ilmu karena kita -- kita juga mendengarkan ceramah ustaz di luar kegiatan perwiridan.
Saya pikir perwiridan ini bagus untuk tetap diteruskan dalam bulan Ramadhan. Sebab bulan Ramadhan adalah bulan dilipatgandakannya pahala. Insya allah dengan doa-doa dan ceramah yang dilakukan dalam perwiridan akan menambah nilai pahala dihadapan Allah swt.
Sayangnya justru bulan Ramadhan dijadikan waktu liburnya kegiatan perwiridan. Saya tidak tahu persis alasannya. Saya lupa menanyakan. Biasanya satu kebiasaan dihentikan pada bulan Ramadhan karena dianggap bisa mengganggu ibadah bulan Ramadhan. Bila ini alasannya tentu tidak tepat. Kan doa dan kajian juga bagian dari amal salih yang bernilai pahala.
Hemm apapun alasannya yang pasti saya cukup menyayangkan agenda perwiridan dihentikan pada bulan Ramadhan. Insya allah pada satu kesempatan saya akan mempertanyakan hal ini pada ibu-ibu perwiridan teman saya. Kalau teman-teman kenal tidak dengan kegiatan bernama perwiridan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H