Tanah Sulawesi khususnya provinsi Sulawesi Tenggara dan Tengah ternyata menyimpan keindahan tersendiri bagai surga yang tersembunyi. Keindahan pulang Labengki-Sombori yang telah dikenal kalangan traveller beberapa tahun belakangan ini, kini sedang hits. Labengki-Sombori, pulau di Sulteng dan Sultra ini ternyata masih terjaga keasriannya, terlihat dari tempat wisata alamnya yang masih bersih dan alami. Hal inilah yang menggugah kami untuk meng-explore kawasan Sulteng dan Sultra terutama pulau Labengki-Sombori yang cantik ini.
Pasca bencana tsunami dan gempa di Palu akhir September 2018 lalu sedikt membuat kekhawatiran kami dari rombongan Backpacker Jakarta (BPJ) yang sudah merencanakan trip ini beberapa bulan sebelumnya. Setiap saat kami memantau info BMKG. Beruntung saat trip kami berlangsung 12-14 Oktober 2018 lalu, suasana di Palu dan sekitarnya sudah mulai reda, walaupun masih dalam proses evakuasi dan pemulihan. Dimulai dengan doa, kami tetap melanjutkan trip ini dengan seizin keluarga tentunya.
Perjalananku dimulai dari bandara Soetta Jakarta yang menempuh waktu 2 jam untuk transit di bandara Hasanuddin Makassar, kemudian dilanjutkan hampir 1 jam menuju bandara tujuan Haluoleo di Kendari. Di kota Kendari ada penginapan Wisma Indonesia yang cukup bersih dan nyaman serta dapat di-booking secara online di Pegipegi beberapa hari sebelumnya. Saat itu ada promo harga Rp. 117.000,-/malam (exclude biaya pelayanan) dan aku mengajak 2 teman lainnya untuk share cost kamar. Wisma Indonesia ini letaknya sekitar 40 menit dari bandara dan bisa memesan taksi online untuk sampai ke tujuan.
Booking hotel di Pegipegi mudah banget. Menu pilihan hotelnya lengkap dengan keterangan fasilitas hotel dan jarak tempuh dan waktu dari bandara misalnya. Pembayarannya juga mudah, bisa langsung transfer dan langsung dapat invoice. Semua konfirmasi transaksi melalui email. Cepat dan mudah, membuat lega karena urusan penginapan ini sudah aman. Selain promo hotel, di Pegipegi juga ada penawaran promo untuk pesawat loh, hmm...rekomen deh buat kamu yang suka travelling.
Pantai Pasir Panjang yang Masih "Perawan" di Labengki Kecil
Trip yang dipimpin founder BPJ (Edi M Yamin) dan Ahmad Maulana ini dimulai dengan menyewa perahu menuju pulau Labengki Kecil di hari pertama. Di pulau ini kami menyusuri pantai pasir panjang. Pantai dengan pasir putih nan halus ini begitu syahdu saat didera ombak laut yang jernih berwarna biru kehijauan. Pinggir pantainya ditumbuhi banyak pohon kelapa. Beberapa sudut pantai terdapat tebing tinggi, menambah lengkap keindahan pantai ini. Pantai yang masih perawan dan belum banyak terjamah ini begitu sepi dan bersih dengan pemandangan yang indah, seperti pulau pribadi.
Hari kedua kami kembali menaiki perahu menyusuri lautan dan tebing hingga berhenti di Goa Berlian. Goa ini kecil namun tebing didalamnya megah dan indah apalagi saat menyusuri lebih kedalam, goa tersembunyi dengan tebing tinggi yang eksotis terlihat misterius dengan suara-suara hewan ular dan hanya bisa dilihat dari luar. Goa ini bertambah unik dan cantik karena terdapat kolam air laut berwarna biru kehijauan didalamnya.
Selanjutnya kami akan melewati perbatasan provinsi Sultra dan Sulteng, maka harus minta izin terlebih dahulu dengan pemerintah daerah setempat. Kemudian kami lanjut menuju Sombori, Sulteng ke tempat tersembunyi dibalik tebing batu yang ditumbuhi hutan, yaitu rumah nenek. Nama ini diambil karena sebuah rumah mungil dari kayu yang berada diatas laut hanya dihuni oleh seorang nenek. Rumah besar disebelah rumah nenek tinggal sanak keluarga sang nenek. Sayangnya, waktu kami berkunjung, rumah nenek sudah rubuh karena sudah tua. Namun keindahan alam disekitar rumah nenek ini sangat menakjubkan dengan dikelilingi bukit tebing yang rimbun pepohonan dan air laut bening berwarna hijau, tampak sangat eksotis.