Mohon tunggu...
Arlin
Arlin Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Penikmat Buku

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

QRIS dan Cerita dari Pinggir Jalan

29 Oktober 2023   15:19 Diperbarui: 29 Oktober 2023   20:15 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kawasan kuliner pasar Senggol di sore hari (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

“Sebelum ada QRIS tertempel di gerobak, biasanya banyak pelanggan bertanya lokasi ATM. Setelah dijelaskan jalan menuju ATM, mereka pergi. Banyak yang tidak kembali lagi, mungkin belanjanya di tempat lain yang dekat dari ATM”. Sekarang, sebagaimana pengakuan Sigit, setelah melihat adanya QRIS yang tertempel di gerobak, pelanggan biasanya hanya memastikan dahulu bahwa mereka bisa melakukan transaksi nontunai sebelum berbelanja.

Sigit sejatinya berasal dari Klaten, Jawa Tengah, tetapi ia merantau ke Sulawesi Selatan sejak sebelas tahun yang lalu. Warung aneka jus yang berada di pasar Senggol sudah ia kelola selama tujuh tahun. Usaha tersebut sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya. Namun, sejak dihantam badai pandemi dan menjamurnya berbagai macam usaha minuman kekinian, ia mengaku omzetnya sedikit menurun.

Sebelum pandemi, ia biasanya mendapatkan omzet sekitar Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 per hari. Kini, transaksi mereka hanya sekitar Rp 700.000- Rp 1.000.000 saja. Meski demikian, ia tetap bersyukur karena merasa usahanya perlahan-lahan mulai bangkit lagi setelah sempat terhenti karena pandemi.

Ketika ditanya terkait peran QRIS, sigit mengaku bahwa meski bukan faktor utama kebangkitan usahanya, tetapi QRIS memperbesar peluang usahanya untuk lebih berkembang. Sejak adanya QRIS tertempel di gerobak “Cafe Sigeet”, anak-anak muda mulai banyak berbelanja dengan melakukan transaksi melalui QRIS. Sigit merasa bahwa kehadiran QRIS, bukan hanya mempermudah transaksi, tetapi benar-benar menjadi metode pembayaran masa depan.

“Semoga nanti QRIS ini makin banyak digunakan masyarakat, karena transaksinya mudah, cepat, dan aman. Kami juga tidak repot lagi mencari uang kembalian ha.ha.ha.”, kelakarnya dengan penuh senyuman saat saya membayar jus alpukat dengan melalui QRIS.

Pinggir Jalan yang Lain

Sekitar seratus dua puluh meter dari pasar Senggol, tepatnya di Jalan Veteran, Kota Parepare, saya menghentikan motor di depan sebuah boks kontainer yang berukuran 2 x 1.5 meter. Warna silver kombinasi hijau sage, menjadikan usaha tersebut cukup menonjol. Terlebih karena lampu yang terang, serta spanduk (banner) menu yang cukup memikat. Kuliner crepes dengan merek Dear Snacks tersebut juga menyediakan pembayaran nontunai QRIS.

Setelah memastikan motor terparkir dengan aman, saya berdiri tepat di hadapan boks kontainer tersebut. Seorang perempuan segera berdiri dan merapikan kerudungnya. Ia bertanya dengan ramah tentang menu yang akan saya pesan. Saya menatap dengan lekat menu beserta harganya. Saya memesan Banana Choco Melt kemudian duduk di kursi plastik yang telah disediakan.

Yessi (21), selaku pengelola Dear Snacks mengaku bahwa ia memasang QRIS sekitar tiga bulan lalu. Pemasangan dilakukan karena mendapatkan tawaran dari salah satu bank di kota Parepare. Meski bukan inisiatif sendiri, tetapi Yessi mengaku benar-benar merasakan manfaat menggunakan QRIS.

“Banyak yang bayar pakai QRIS, terutama anak-anak muda to. Mungkin karena lebih cepat dan simpel ki. Kita juga tidak repot mi lagi cari uang kembalian, terutama uang kecil.”

Seetelah menggunakan QRIS selama tiga bulan, Yessi mengaku sudah mendapatkan sekitar dua ratus kali transaksi. Mayoritas transaksi tersebut dilakukan oleh anak muda. Hal ini cukup relevan sebab usaha crepes yang Yessi jalankan memang menargetkan segmen pasar milenial dan generasi Z. Jajanan yang berasal dari Prancis itu cukup diminati kalangan muda. Jadi, selain karakter jajanan yang kekinian, penyediaan pembayaran virtual QRIS bisa dianggap sebagai sebuah perpaduan yang apik untuk menarik minat anak muda untuk berbelanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun