Mohon tunggu...
Muhammad Arlek
Muhammad Arlek Mohon Tunggu... Penulis - ¬ Menulis untuk berbagi ¬

Suka mengamati kota. Sedang bekerja di bidang Tata Ruang. Pernah mengikuti kuliah di Arsitektur UI pada 2011.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bisakah Kota Hidup Tanpa Listrik?

6 Agustus 2019   08:31 Diperbarui: 22 September 2022   00:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir dua hari kemarin terjadi pemadaman listik total yang hampir meliputi seluruh wilayah pulau Jawa. Penyebabnya yaitu adanya gangguan transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa Bali 500 kilo Volt (kV) [1].

Dampaknya yaitu seluruh kegiatan masyarakat menjadi hampir lumpuh total, kecuali pada tempat-tempat yang masih memiliki alternatif sumber listrik, seperti pusat perbelanjaan dan kantor-kantor pemerintah/swasta.

Lalu mengapa tanpa listrik, aktivitas masyarakat, terutama di perkotaan menjadi sangat lumpuh? Tulisan ini dibuat untuk mencari tahu hal tersebut.

Sejarah Awal

Michael Faraday adalah tokoh dibalik terjadinya penemuan listrik di kota London, Inggris. Ia terinspirasi dari seorang ahli kimia dari Royal Institution bernama Sir Humphry Davy yang kemudian mengantarkan Faraday melakukan penemuan di bidang kelistrikan pada tahun 1831 [2].

Penemuan tenaga listrik menandai terjadinya revolusi industri ke-2, setelah sebelumnya ditemukan mesin uap sebagai penanda revolusi industri pertama pada tahun 1776. Adapun pengertian dari revolusi industri itu sendiri yaitu perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang [3].

Pada masa awal, penemuan listrik memudahkan manusia dalam proses produksi barang. Hal ini dapat dilihat pada contoh produksi mobil Ford pada akhir 1800-an.

Dikutip dari artikel www.zenius.net pada Jum'at, 18 Januari 2019, dikatakan bahwa produksi mobil Ford tersebut mulai diproduksi secara masal dengan menggunakan ban berjalan (conveyor belt) yang menurunkan waktu dan biaya produksi. Nah, penggunaan teknologi ban berjalan inilah yang menggunakan tenaga listrik.

Pada perkembangan selanjutnya, tenaga listrik ternyata semakin memberikan manfaat dalam kehidupan manusia.

Ketika ditemukan lampu pijar oleh James Watt pada tahun 1879, listrik memberikan manfaat bagi penerangan. Listrik berfungsi untuk menerangi lampu-lampu di jalan dan bangunan di perkotaan.

Selain itu, keberadaan listrik juga memberikan manfaat bagi komunikasi manusia. Listrik menjadi sumber energi bagi alat komunikasi telepon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun