Mohon tunggu...
arleen amidjaja
arleen amidjaja Mohon Tunggu... -

A working mother, an author, a fashion bag seller

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Semuanya Berawal dari Penolakan (Bukan Penerimaan) Naskah

24 Juli 2015   21:41 Diperbarui: 24 Juli 2015   21:47 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semuanya berawal dari penolakan (bukan penerimaan) naskah

Kejadian ini sudah sering sekali aku ceritakan. Hampir setiap kali aku talk show atau berkesempatan berbicara di book fair atau sekolah dan lainnya, aku selalu menceritakan kejadian ini. Jadi mohon maaf bila ini terdengar seperti kaset rusak. Habis bagaimana lagi? Aku ini hanya orang biasa yang belum pernah ikut pergi berperang atau mengalami kehebohan lainnya. Bungee jumping pun aku belum pernah (karena naik roller coaster saja aku tidak berani.) Jadi ini adalah salah satu kejadian “heboh” di dalam hidupku (yang pastinya sama sekali tidak heboh bagi orang yang sudah pernah pergi berperang atau bungee jumping atau sejenisnya).

Alkisah ada seorang raja yang punya keinginan untuk hidup seribu tahun. Ia lalu memerintahkan semua petani di kerajaannya untuk mencari tanaman yang bisa membuatnya hidup seribu tahun. Ia juga memerintahkan semua tabib untuk meramu obat yang bisa membuatnya hidup seribu tahun. Semua pekerja harus membangun dinding yang tinggi dan kuat mengelilingi kerajaan  karena selain harus sehat, tentu dia harus aman dari serangan bila ingin hidup sampai seribu tahun, bukan?

Apa pendapatmu tentang cerita di atas? Bagus? Jelek? Biasa saja? Ada satu penerbit yang merasa cerita itu lumayan dan lalu menerimanya beserta dua cerita lain yang kukirim. Tiga cerita ini rencananya akan terbit dalam satu seri dongeng. Aku senang sekali menerima kabar ini. Saat itu bukuku belum banyak. Di saat buku sudah lumayan banyak saja, jika ada naskah yang diterima, wuiiih senaaang sekaliiii rasanya. Apalagi waktu itu! Buku belum banyak dan belum ada sama sekali yang menjadi best seller.

Kontrak pun dibuat dan ditandatangani dan lalu proses ilustrasi di mulai. Setelah dua dari tiga buku itu terbit, tiba-tiba aku diberi kabar  bahwa cerita Raja di atas itu tidak jadi terbit dan naskah itu dikembalikan. Padahal ilustrasi sudah selesai. Alasannya adalah karena hasil penjualan dua buku yang sudah terbit tidak seperti yang diharapkan. Dengan sedih, kuterima kembali cerita Raja di atas itu. Aku merasa begitu berdosa telah mengecewakan si penerbit.

Tentu saja itu bukan penolakan pertama yang kuterima. Sudah banyak sebelumnya dan masih akan ada banyak lagi sesudahnya. Dan sesuai SOP penulis, setelah menerima penolakan, yang dilakukan adalah …. merevisi dan menawarkannya ke penerbit lain :).

Naskah Raja di atas itu lalu kukirimkan ke BIP. Dan dijawab seperti ini: Coba bikin 9 lagi lalu kita jadikan Kumpulan.

9 lagi?

Walaupun belum pernah pergi berperang, aku tiba-tiba jadi tahu bagaimana rasanya punya semangat 45! Sembilan cerita seputar kerajaan pun ditulis. Ada kisah tentang Ratu yang harus membuat 100 selimut demi mendapatkan seorang bayi yang diidam-idamkan, ada kisah tentang seorang Putri yang belajar tentang melayani dari pelayannya, ada kisah tentang Naga kerajaan yang malu karena telurnya yang kecil, tentang pembuat roti yang jatuh hati pada putri raja dan semua kisah seputar istana lainnya.

Kumpulan Dongeng Kerajaan inilah yang kemudian menjadi Kumpulan Dongengku yang pertama dan juga menjadi best seller ku yang pertama. Setelahnya barulah lahir kumpulan dan best seller yang lain (I Love you Mom, Kumpulan Dongeng Binatang, Kumpulan Dongeng Motivasi dan lainnnya).

Terkadang aku masih bertanya-tanya… apa yang terjadi jika cerita Raja di atas itu tidak dikembalikan kepadaku? Tapi di dalam hidup memang selalu ada pertanyaan-pertanyaan what if yang tidak pernah bisa dijawab, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun