Mohon tunggu...
arleen amidjaja
arleen amidjaja Mohon Tunggu... -

A working mother, an author, a fashion bag seller

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Untuk Dorothy, dari Seorang Gadis Muda yang Ketakutan dan Kesepian

13 Mei 2015   08:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk Dorothy. Dari seorang gadis muda yang ketakutan dan kesepian.

Engkau yang menjemputku di bandara San Francisco dengan memegang selembar kertas karton bertuliskan namaku. Saat itu aku hanya seorang gadis berusia belasan tahun yang tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar, yang baru saja menyeberangi samudra yang luasnya telah memenuhi hatiku dengan rasa kesepian yang menyesakkan.

“Ini kamarmu. Tidak besar, tapi juga tidak kecil. Dan ini kamar mandimu. Memang tidak berada di dalam kamar tidurmu, tapi tidak jauh, bukan? Hanya beberapa langkah saja,” katamu menunjukkan kamar dan kamar mandi kecil yang indah dan terawat itu padaku. Aku tahu kau sedang melakukan semua yang kau bisa untuk membuatku merasa berada di rumah.

Dan lalu kau yang mengajariku cara menggunakan mesin cuci baju, kau membuatku terpesona dengan mesin pembuka kaleng otomatismu (mesin itu memegang kalengnya dan memutarnya dan voila, sudah terbuka!), kau yang mengambilkan jadwal bus dan melingkari nomor bus yang harus kunaiki setiap pagi,  kau membiarkanku menggunakan telponmu sampai berjam-jam, juga membiarkanku menggunakan tempat yang lebih besar dari bagianku di dalam almari esmu, kau memaksaku memakan kentang panggang beserta kulitnya karena kau telah menggosok kulit kentang itu sendiri dan memastikan bahwa itu sudah benar-benar bersih, kau membuatkan pudding nasi untukku karena kau tahu di negaraku aku makan nasi setiap hari (walaupun tidak dalam bentuk pudding), kau mengajakku menonton film hitam putih itu dan ketika aku lega saat filmnya sudah habis, kau bilang bahwa kita masih akan menonton sebuah lagi, dan semua itu mungkin hanya hal kecil untukmu dan mungkin pernah kau lakukan juga untuk murid dari negeri asing lainnya yang pernah mondok di rumahmu juga sebelumnya. Tapi untukku, kau ada di sana ketika aku membutuhkanmu.

Bertahun-tahun kemudian, setelah aku lama kembali ke tanah air, kita masih saling berkirim surat. Tidak setiap tahun dan ada banyak tahun yang lewat tanpa aku mengirimkan kabar apa-apa padamu. Tidak ada alasan yang valid, itu hanya karena si gadis muda yang dulu sudah berubah menjadi wanita sok sibuk yang tenggelam di dalam kesehariannya. Dan lalu kau akan mengingatkanku dengan surat tahun barumu dan selembar dua lembar foto, dan lalu aku akan mulai mengirimimu surat lagi, dan sebuah dua buah bukuku yang lalu kau bacakan untuk cicitmu. Selalu surat via pos karena kau tidak punya email.

Pagi ini, sebuah surat datang lagi. Amplop dan perangkonya tentu berbeda dari semua surat lain (yang hanya surat-surat bank statement rutin) yang sampai ke mejaku. Hatiku melompat. Tapi bisanya suratmu selalu datang dekat tahun baru padahal tahun baru masih jauh. Hatiku mencelos. Dan ketika aku melihat label nama pengirim yang bukan lagi bertuliskan namamu tapi: Family of Dorothy Puder, aku langsung tahu apa isinya.

Aku tidak langsung membuka surat itu karena aku tahu begitu lembaran kertas yang ada di dalam amplop itu keluar, secepat itu pula air mataku akan keluar. Benar saja, itu memang kabar bahwa kau telah pergi. Memang usiamu sudah 97 thn. Memang aku juga telah mendapat beberapa kabar (via email) dari salah satu anakmu tentang kondisi kesehatanmu yang menurun akhir-akhir ini. Tapi tetap saja, ketika berita itu datang, kesedihan datang bersamanya.

Thank you, Dorothy. I was a young, frightened, lonely girl in another man’s land and you were there for me. Not only had you welcomed me into your lovely home, you had also shown me your lovely self. I will always remember to remember you.

Arleen

Ps : Karakter Mrs Puder yang menjadi host mother Adeline di novel All These Loves memang dibuat berdasarkan Dorothy.

14198296051574694693
14198296051574694693

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun