Mohon tunggu...
La Arlan
La Arlan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang calon peneliti muda yang sangat berambisi menjadi publisher artikel internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyuluhan Aplikasi Pestisida Bawang Putih sebagai Upaya Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi di Desa Tahai Baru

28 Desember 2022   11:10 Diperbarui: 28 Desember 2022   14:26 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Tahai Baru merupakan desa yang berpotensi menjadi sentra lumbung padi di wilayah kecamatan Maliku. Hal itu karena mayoritas penduduk desa berprofesi sebagai petani dengan jumlah sekitar 668 orang. Akan tetapi, masih banyak permasalahan yang sering terjadi pada kegiatan pertanian, seperti hasil panen yang kurang maksimal karena terserang hama dan serangga yang merusak padi, harga pestisida kimia yang relatif tinggi dan lain sebagainya. 

Desa Tahai Baru merupakan desa dengan luas 1.811,25 hektar. Mayoritas penduduk desa ini fokus pada pertanian dan perkebunan, seperti padi, kelapa sawit, sengon, karet dan komoditas lainnya. Anggota kelompok tani Tahai Baru ini menanam berbagai produk mulai dari tanaman pangan, perkebunan hingga tanaman hortikultura.

Salah satu permasalahan yang dihadapi kelompok tani adalah serangan hama tanaman (OPT), baik hama maupun patogen. Kerugian hama dan penyakit biasanya meliputi kerusakan dan kematian tanaman, hasil yang jauh lebih rendah, dan kegagalan panen. Upaya pengendalian hama yang dilakukan petani hingga saat ini antara lain pencegahan penggunaan varietas tahan dan penyemprotan pestisida kimia.

Masalah serangan hama pada tanaman padi di desa Tahai Baru adalah serangga, jamur, nematoda, hingga rodentisida. Beberapa hama yang paling sering menyerang tanaman diantaranya wereng, kutu daun, tikus, walang sangit, bekicot, hama potong leher berupa cendawan Pyricularia oryzae, dan penggerek batang padi. Hama ini menyerang titik tumbuh tanaman sehingga menyebabkan kegagalan dalam proses pembentukan tunas.

Sistem pertanian modern memperkenalkan banyak bahan sintetis ke ladang atau lingkungan pertanian mereka, seperti pupuk kimia dan pestisida. Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli bahwa penggunaan bahan sintetik dapat memberikan dampak terhadap lingkungan atau keberadaan makhluk hidup di sekitarnya. Penggunaan pestisida kimia akan berdampak pada organisme yang terpapar bahan kimia tersebut. Dampak yang paling nyata adalah hilangnya beberapa hewan non-target karena kematian. Selain itu, kesehatan manusia juga sangat terganggu akibat paparan pestisida kimia (Kiswandono, dkk., 2022).

Permintaan penggunaan pestisida untuk kegiatan pertanian dengan harga yang relatif murah sulit diperoleh oleh masyarakat. Pasalnya, harga pestisida sintetik yang diproduksi oleh pabrik cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan biaya produksi pertanian. Seiring dengan kebutuhan pestisida yang menjadi salah satu kebutuhan utama dalam agribisnis, fakta bahwa masyarakat belum banyak memanfaatkan sumber daya alam hayati di sekitar lingkungan mereka dapat digunakan sebagai pestisida untuk tanaman.

Mahasiswa Program Studi  Biologi Universitas Negeri Malang, La Arlan  menyatakan pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani dalam pemanfaatan sumber daya hayati sebagai pestisida nabati. Kegiatan ini diposisikan secara strategis sebagai upaya dalam membantu para petani untuk memaksimalkan hasil panen, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil panen para petani di desa Tahai Baru.

Pembuatan pestisida nabati dari eksrak bawang putih memiliki beberapa tahapan sebagai berikut :

A. Tahap Persiapan.

Tahap ini meliputi studi literatur, observasi serta persiapan alat dan bahan. Pada tahap ini, mahasiswa terlebih dahulu melakukan studi literatur mengenai inovasi pembuatan pestisida nabati dari ekstrak bawang putih. Studi literatur dilakukan berdasarkan beberapa artikel jurnal yang sesuai dan penelitian terdahulu. Langkah selanjutnya yaitu observasi yang dilakukan di sawah para petani yang akan dijadikan lokasi penelitian. Alat yang dipakai dalam pembuatan pestisida nabati ini yaitu botol spray, saringan, wadah dan pisau. Adapun bahan yang digunakan yaitu 1 siung bawang putih, minyak sayur, air 1 liter, dan sabun cuci piring (sunlight). Setelah alat dan bahan disiapkan, kemudian diolah melalui berbagai tahapan yang sesuai dengan hasil literatur yang dicari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun