Mohon tunggu...
Arla Meica
Arla Meica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Peternak Melalui Alat Biogas Sederhana sebagai Solusi Berkelanjutan untuk Desa Kembangbelor

19 Januari 2025   15:24 Diperbarui: 19 Januari 2025   15:24 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi penyerahan TTG biogas sederhana

Oleh Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Arla Meica Regita Sugianto, Mochammad Rizal Fahrezi, Devy Fahira Nabila Putri, Ronny Wahyu Wanatra, dan Gery Rafi Kusuma.

Kehidupan peternak di pedesaan sering kali dibayangi oleh permasalahan lingkungan, salah satunya adalah pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh ternak mereka. Limbah kotoran ternak misalnya kambing yang jumlahnya melimpah setiap hari seringkali menimbulkan bau tidak sedap dan bahkan dapat mencemari air tanah. Namun, ada sebuah solusi sederhana tetapi memiliki dampak yang akan diperkenalkan di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto yaitu alat biogas sederhana.

Penyuluhan yang diselenggarakan oleh  pada 19 Januari 2025, menghadirkan teknologi tepat guna yang dapat mengubah limbah kotoran kambing menjadi sumber energi terbarukan yang berguna. Dengan menghadirkan alat biogas sederhana, masyarakat setempat diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan limbah ternak secara efektif.

Alat biogas sederhana yang diperkenalkan dalam kegiatan ini dirancang untuk memudahkan peternak, terutama dalam skala kecil, untuk mengelola limbah mereka tanpa memerlukan investasi besar. Alat ini berfungsi untuk mengolah kotoran ternak menjadi biogas yang bisa digunakan untuk memasak atau penerangan, serta menghasilkan pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, biogas juga dapat mengurangi emisi metana yang biasanya dihasilkan oleh limbah ternak, menjadikannya sebagai alternatif ramah lingkungan.

Pak Untung, salah satu pemilik peternakan di desa tersebut, memberikan tanggapan positif mengenai alat biogas ini. "Saya merasa alat biogas ini sangat bermanfaat karena bisa di kembangkan oleh masyarakat sekitar," ujar Pak Untung. Opini positif ini mencerminkan harapan besar masyarakat desa terhadap solusi teknologi yang tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Agenda kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan penjelasan teoretis mengenai cara kerja alat biogas, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk berpraktik langsung. Hal ini memudahkan mereka untuk memahami proses secara praktis dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah sesi praktik, diskusi terbuka dengan para peternak dilakukan untuk menggali potensi lebih lanjut dari penggunaan alat biogas ini.

Meskipun kegiatan ini berhasil memberikan dampak positif bagi satu mitra peternakan, saran dari peserta dan masyarakat setempat adalah agar kegiatan ini dapat disosialisasikan lebih luas. Para peternak lainnya di desa atau wilayah sekitar juga perlu diberdayakan untuk memanfaatkan teknologi ini, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak pihak. Dengan demikian, potensi teknologi biogas ini tidak hanya terbatas pada skala kecil, tetapi bisa berkembang lebih besar lagi untuk memberdayakan ekonomi pedesaan secara menyeluruh.

Penggunaan alat biogas sederhana ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan teknologi yang tepat, tantangan lingkungan dan ekonomi di desa dapat diselesaikan secara bersamaan. Ke depan, program pengabdian masyarakat semacam ini harus terus didorong untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan yang dapat mendukung ketahanan pangan dan lingkungan yang lebih baik di Indonesia.

Bukan hanya memberi pengetahuan kepada masyarakat, tetapi juga mengajak mereka untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Jika ini diterapkan secara luas, teknologi biogas sederhana ini dapat menjadi tonggak perubahan yang signifikan bagi banyak peternak di pedesaan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun