Mohon tunggu...
Kayla wadaw
Kayla wadaw Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi di Langit Biru

20 November 2024   11:35 Diperbarui: 20 November 2024   14:28 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari pagi menyinari wajah tiga sahabat: Ella, seorang programmer jenius namun pemalu; Julia, desainer grafis berbakat namun ragu; dan Novi, seorang marketing handal namun kurang percaya diri. Ketiganya bertemu di bangku kuliah, terikat oleh mimpi yang sama: membangun perusahaan teknologi mereka sendiri.

Awalnya, jalan mereka berliku. Ella menghabiskan waktu berbulan-bulan mengembangkan aplikasi mereka, sebuah platform e-commerce yang inovatif. Julia, dengan segala keraguannya, berjuang menciptakan desain yang menarik dan user-friendly. Novi, dengan semangatnya yang membara, berjuang keras mencari investor dan membangun jaringan. Kegagalan demi kegagalan mereka hadapi bersama. Ada malam-malam yang dihabiskan dengan kopi instan dan mie instan, berdebat tentang fitur aplikasi, mencari solusi atas bug yang membandel, dan saling menguatkan ketika semangat mulai meredup.

Suatu hari, setelah berbulan-bulan bekerja keras, aplikasi mereka akhirnya siap diluncurkan. Ketiganya deg-degan. Novi, dengan keahlian marketingnya, menjalankan kampanye promosi yang efektif. Ella, dengan aplikasi yang canggih dan andal, menangani segala kendala teknis. Julia dengan desain yang menarik, menarik perhatian banyak pengguna.

Respon pasar luar biasa. Aplikasi mereka menjadi viral. Pesanan membanjir. Ketiga sahabat itu bekerja siang dan malam, saling membantu, saling melengkapi. Mereka belajar dari kesalahan, beradaptasi dengan cepat, dan terus berinovasi.

Lima tahun kemudian, perusahaan mereka, "DesCo" menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di negeri ini. Ella, Julia, dan Novi, yang dulunya ragu dan penuh keraguan, kini berdiri tegak, panen hasil kerja keras dan kebersamaan mereka. Keberhasilan mereka bukanlah semata-mata karena bakat individu, melainkan karena kekuatan sinergi, kepercayaan, dan persahabatan yang tak tergoyahkan. Mereka membuktikan bahwa kebersamaan, dukungan, dan kerja keras yang konsisten, adalah kunci menuju kesuksesan. Dan di setiap puncak kesuksesan mereka, selalu ada secangkir kopi dan mie instan, mengingatkan mereka akan perjalanan panjang dan penuh tantangan yang telah mereka lalui bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun