Salah satunya, Israel National News (Arutz Sheva) menulis sebuah berita dengan judul 'Indonesian Student to Ignite Another Jasmine Revolution?'. Inti berita tersebut, yakni mempertanyakan dapatkah aksi seorang mahasiswa Indonesia tersebut memicu 'Revolusi Jasmine' kedua setelah 'aksi pengorbanan dirinya' di depan istana merdeka di Jakarta?, demikian seperti dikutip dari israenationalnews.com (Â detiknews.com ).
Yang dimaksud dengan Revolusi Jasmine ialah aksi demonstrasi besar-besaran di Tunisia yang menggulingkan Presiden Zine al-Abidine Ben Ali pada 2010 lalu. Jasmine atau melati yang mendasari nama revolusi tersebut, merupakan bunga nasional di Tunisia.
Pihak istana negara sendiri belum gerah menanggapi pemberitaan media asing terkait aksi bakar diri. Berbeda seketika sosok presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) yang nampak apriori dengan kebisingan media asing membakar berita tentang peristiwa pelanggaran HAM di Papua. Seperti yang pernah dilakukan SBY soal Papua. Presiden marah-marah dan meminta bawahannya memberikan informasi cepat dan akurat soal penyiksaan aparat terhadap warga sipil di Papua. Kemarahan kepala negara terpicu dengan pemberitaan salah satu tv di asia yang melansir kekerasan aparat terhadap rakyat Papua disaat perayaan hari ulang tahun Papua Merdeka 1 Desember 2011.
Soal aksi bakar diri depan istana, apakah beliau ( presiden Indonesia ) rasa bersalah sehingga meng-iyakan pemberitaan media asing seperti Israel National News membandingkan aksi Sondang dengan aksi Bouazizi tersebut. Media tersebut mempertanyakan, apakah aksi Sondang juga bisa menyulut revolusi yang sama di Indonesia.
Israel Anggap Indonesia berbeda dengan Tunisia
Israel National News menulis, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menjalani sistem demokrasi sejak lama dan dalam lingkungan mayoritas Muslim. Demokrasi di Indonesia sendiri dianggap sedikit lebih 'maju' bila dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah maupun Afrika yang kini dilanda Revolusi Arab. Namun yang masih menjadi perjuangan pemerintahan SBY adalah korupsi yang terus merajalela, yang seringkali memicu aksi demo masyarakat terhadap kepemimpinan SBY.
Alasan media Israel membakar berita aksi bakar diri, seakan seperti akan memacu revolusi di Indonesia seperti Tunisia. Tel Aviv - Aksi bakar diri mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK), Sondang Hutagalung rupanya juga menjadi perhatian dunia internasional. Saat itu, seorang pedagang sayuran berusia 26 tahun bernama Muhammed Bouazizi melakukan aksi bakar diri. Bouazizi melakukan aksi tersebut pada 17 Desember 2010 karena polisi menggaruk dagangannya. Bouazizi yang meninggal beberapa minggu setelah itu, kemudian menjadi martir bagi para mahasiswa dan para pengangguran yang memprotes kondisi kehidupan rakyat Tunisia yang miskin.
Saat itu (pasca persitiwa bakar diri di Tunisia ), para analis Timur Tengah yakin bahwa gerakan sosial di Tunisia akan menjalar ke negara-negara Arab lainnya. Sebabnya di kawasan tersebut banyak rakyat yang frustrasi karena membumbungnya harga, kemiskinan, pengangguran, penduduk yang makin padat, dan sistem kekuasaan yang tak menghiraukan itu semua. Benar saja, sejak aksi bakar diri Bouazizi tersebut, aksi bakar diri lainnya juga terjadi di Mesir, Aljazair, dan sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika lainnya.
Bisa dibilang aksi 'pengorbanan diri' Bouazizi ini menjadi pemicu Revolusi Arab yang hingga saat ini terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Rezim-rezim diktator pun telah bertumbangan di sejumlah negara seperti Mesir, Libya, Tunisia, dan sebagainya. Sedangkan di negara lain, seperti Suriah, revolusi masih terus berlangsung.
Tahun 2007 silam, kritik media asing pun bikin telinga SBY panas. Adalah seketika terjadi penembakan di mile 74 freeport. Disaat penembakan terjadi, konflik perang suku di kwamki Timika berlarut-larut tanpa tindakan pembubaran dari aparat. Media asing ramai memberitakan kegalalan rezim SBY mengatasi konflik perang suku. Menurut media asing, Indonesia berhasil kirim pasukan perdamaian ke Libanon disaat yang sama masih ada konflik dalam negri Indonesia. Istana presiden geram.
Presiden berbicara di media lokal Indonesia dengan wajah keringat jangung. Kali ini, pemeberitaan media asing soal aksi patriot Alm. Sondang Hutagalung di depan istana, seakan presiden buntu sudah, mau pakai alasan apa lagi untuk membatah pemberitaan?. Bisa saja, pihak istana pakai suara surat kabar israel yang mengatakan bahwa Tunisia beda dengan Indonesia, dijadikan referensi sehingga tidak perlu membantah.