Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -

Kutipan Favorit: DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA, SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI, BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI.Pdt.I.S.Kijsne Wasior 25 Oktober 1925

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Golkar Cari Muka, Petrus Minta Jatah ke Freeport

13 Februari 2012   06:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik sudah, bila saya telusuri lebih jauh lagi tentang siapa sih yang minta jatah ke freeport?. Bicara soal jatah, tentunya banyak jatah disini. Ada jatah pengamanan, jatah untuk bos besar di jakarta, jatah untuk jenderal dan jatah merupakan sesuatu yang diberikan tanpa prosedur resmi negara. Polisi dapat jatah diluar UU dengan tiap bulan menerima 1,25 juta tiap bulan. Itu yang resmi, belum lagi uang liar untuk petinggi di Jakarta atau Papua sebagai kado terimakasih karena sudah menjadi budak keamanan di freeport.

Pada Januari silam, TNI Minta Dililbatkan Dalam Pengamanan Freeport. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, melihat luas wilayah Freeport, ada kelemahan dalam pengamanan kepolisian. "Sebagai mana kita ketahui (kawasan pertambangan) Freeport panjangnya 50 ribu kilometer, menjaga seluas itu tidak mudah, dan mungkin selama ini posisinya seperti itu," ujar Panglima TNI Laksamana TNI AL AgUS Suhartono di Mabes Cilangkap, Jakarta, Rabu (18/1).

Jatah kekuasaan dan uang dari isu Papua memang tak bisa habis. Lihat saja, kasus penembakan di Puncak Jaya, aparat susah menemukan pelakunya lalu kembali bikin isu sana sini. Aparat dengan argumen mereka tentang pelaku penembakan di puncak jaya, terakhir mereka maen prediski atau orang Papua bilang " tarukira" saja, ada yang bilang kemungkinan penembak tersebut anak buah Goliat Tabuni. Lalu prediksi yang sama dilakukan terhadap penembak misterius di areal Freeport. Aparat sebut adik dari Alm. Kelly Kwalik berada di balik insiden penembakan freeport.

Militer di Indonesia ini sudah sama seperti para pengamat saja. Sesuatu masalah di ungkap dengan logika tarukira atau prediksi tentang pelaku, tanpa menunjukan bukti falid. Itu juga yang dipraktekkan oleh elit politik di Jakarta. Mereka anggap penyerahan pentolan OPM merupakan wujud dari kerja partai mereka bangun Papua. Eh, kalian semua yang " baku tipu " soal Papua,  bahwa kapitalisme yang merupakan platform bagi imperialisme itulah sesungguhya masalah Papua. Jadi stop cari sensasi murahan sudah. Diskursus soal OPM atau semacamnya hentikan semuanya, selamatkan Papua dari bedil freeport lebih baik daripada sekedar kejar-mengejar tentang OPM dst.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun