Sejarah pelatih Persipura sebelum jakcsen Ferreira Tiago, saya belum menemukan kesempurnaan mereka. Kata-katanya selalu bikin sejuk hati dan perasaan orang Papua yang cemas, marah bahkan jengkel selama pertarungan Persipura di lapangan hijau. Dialah Jacksen, sudah menjadi Yesus bagi kami. Sosok yang tenang, kata-katanya terlalu menyentuh hati setiap orang yang hendak membacanya. Wartawan pun tidak akan sepenuhnya mendapatkan alur pemberitaan 5w1H dengan seenaknya, tetapi, Jacksen memberi spirit sepak bola melalui ucapannya. Kami bangga punya pelatih yang memiliki spirit tidak saja mengasah talenta Papua, tetapi spirit bagi punggawa Persipura di seluruh dunia. Setiap kali persipura bertanding, entah menang atau kalah, saya selalu buru pernyataan sang pelatih asal Brasil ini. Dia memang sosok yang jujur, tidak suka merangkai kata-kata yang teoritis dan penuh kemunafikan. Jacko, ucapannya mengalir begitu saja, tanpa pikir teori kata-kata yang moderen. Inilah wujud dari ketulusan dan kepolosan orang Papua. Tak sangka dan tak salah pula, JFT injak kaki di Tanah Papua. Tuhan memang punya rencana yang mutahir dan rahasia bagi umatnya, kehadiran Jacksen di Papua merupakan rancangan Tuhan. Baru-baru ini saja, kami marah seketika dalam sejarah dua kali kompetisi di Indonesia, Persipura tak bisa kalah dari Persija. Amarah kami yang penuh dengan ego dan emosi karena begitu cinta persipura, mendapat didikan yang baik. Jacksen mengatakan "lupakan masa lalu, tidak selamanya persipura diatas angin". Dalam kesempatan lain pun ketika kalah dari pertandingan, Jacko mengatakan "Tuhan belum mengijinkan persipura menang", bahkan menang pun dia selalu bilang "kami di berkati sehingga menang". Sosok ini juga jarang protes wasit di media, beda dengan pelatih lainnya yang mulut jewer persalahkan wasit. Brilian memang. Saya punya tulisan di buku agenda terkait pernyataan pelatih persipura unutk mengunci kemenangan persipura di musim lalu. Sebelum mengakhiri juara musim lalu, tepatnya pada laga Persisam vs Persipura, di lapangan itulah persipura keluar sebagai juara musim 2010-2011. Sebelum pertandingan di muluai, kedua pelatih harus bikin statemen di luar kamar ganti pemain. Komentar mengudara pertama dari pelatih Persisam waktu itu. Kata pelatih persisam " Persipura boleh menang tetapi jangan di kandang Persisam". Jakcsen mengembalikan keadaan. Kata-kata Jacko memang terbukti waktu itu. Dia bilang " jika Tuhan mengijinkan, Persipura hari ini juara di markas Persisam". Dan terbukti. Pernyataan Jacksen penuh karisma. Sekali lagi, Yesus Papua saat ini bernama Jacksen Ferreira Tiago. Tidak hanya pada partai ISL ucapan arsitek Persipura ini bikin semangat. Disaat persiapan menuju Australia untuk bertandang ke kandang Adelaide, simpatisan sepak bola makin tegang, ada yang cemas, bahwa persipura harus menang di laga play off tersebut. Tetapi apa ucapan dari pelatih?, ini dia. "Kami diberkati dengan kesempatan melawan Adelaide. Kami semua bersyukur karena Tuhan masih sangat baik dengan tim kami," Selama ini kami sudah pasrah, tiba-tiba mukjizat ini terjadi. "Kami tidak anggap partai ini sebagai hidup-mati, tapi sebuah anugerah yang luar biasa." Merinding membaca pernyataan itu. Sungguh luar biasa. Itulah sosok Jacksen F Tiago. Kami bangga memiliki dia. Tanah Papua di beri spirit untuk setia menatap perjuangan Boas Salosa, Titus Bonai, Gerald Pangkali, Beto Goncalves, Zahrahan, Lukas Mandowen, Tinus Pae dan skuad persipura lainnya di lapangan hijau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H