Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -

Kutipan Favorit: DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA, SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI, BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI.Pdt.I.S.Kijsne Wasior 25 Oktober 1925

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tibo dengan Patrich Bikin Jutaan Rakyat Indonesia Kagum akan Papua

19 November 2011   15:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:27 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gol dari Patrick Wanggai dimneit ke 61 dan Titus Bonai di menit yang ke 89, perempat final ( Indonesia vs Vietnam ) 19 November 2011, merupakan ucapan selamat tinggal Vietkong ( Vietnam ) di  Sea Games ke 26. Gemuruh suara pendukung timnas garuda kian terdengar seketika gawang Vietnam dijebol Patrich Wanggai dan disusul dengan saudaranya Tibo. Teriakan histeria pendukung timnas muda tidak saja di arena pertandingan, namun semangat itu keluar dari rumah-rumah, warung-warung, sampai di jalan raya pun, kendaraan pada berhenti seketika di sampaing jalan terdengar teriakan gol......golll.....gol!.

Kegagalan Indonesia saat menghadapi Malaysia, Kamis (17/11), semakin menantang anak-anak  Timnas Indonesia U-23 besutan pelatih Rahmad Darmawan. Melalui formasi 4-4-2, lahirlah dua gol. Patrich dengan Tibo bikin stadion Gelora Bung Karno hampir saja terbelah dua akibat teriakan suporter garuda yang begitu menggema. Patrich...patrich...Tibo...tibo....terdengar tak henti-hentinya suporter meneriakan nama kedua pemain asal Papua.

Sangat menghibur, kebuntuan dan ketegangan para penonton terjawab sudah. Lagi, dua Papua bikin getar rakyat Indonesia. Malam ini, jutaan penduduk menyaksikan kehebatan anak-anak Papua, mereka punya naluri, mereka punya kecepatan, mereka punya kelincahan, Papua memang sungguh berharga di malam ini. Lagu Indonesia raya yang dinyanyikan seakan merobek jiwa-jiwa menggetarkan semangat kaum muda Indonesia, mulai dari yang bermain, penonton apalagi, semuanya, riuh itu menandai ucapan " selamat datang harimau himalaya " di final. Keseriusan puluhan ribu penonton yang dengan setia, wajah serius pun menjadi tegar.

Kejayaan garuda muda di perempat final, akan ditunggu pada laga bergengsi, final nanti. Harimau Himalaya ( Malaisya ) sudah unggul lebih dulu setelah mengalahkan Myanmar 1-0. Final SEA Games XXVI antara Malaysia vs Indonesia akan digelar Senin (21/11/2011) pukul 19.30 WIB di GBK. Final kami datang, final kami nonton, final merupakan ajang bergengsi. Terakhir indonesia di final pada tahun 2007 silam, saatnya pembuktian antara garuda dan harimau, siapa yang ber-kelas di Asia Tengara?. Dari Papua-lah untuk garuda muda ke final, lewat gol Patrich Wanggai dan Titus Bonai.

Sukarno ( mantan presiden pertama ) mungkin punya pilihan yang tepat seketika berjuang merebut Papua dari Belanda. Enam puluh tahun mimpi Sukarno itu terjawab sudah. Di hadapan ribuan penonton, jutaan penduduk yang melototkan matanya ke layar RCTI, di arena  Gelora Bung Karno, lapangan yang dibangun dengan dana dari Rusia itu membuktikan cita-cita hegemoni Sukarno atas Papua.

Pandangan akan pentingnya Papua bagi Indonesia tidak bisa di sia-siakan. Jangan lagi ada rasa kebencian, jangan lagi menanggapi aspirasi orang Papua dengan cara-cara berlebihan. Doa dan pengharapan mama-mama Papua yang dari rahimnya, keluar seorang Titus Bonai, Patrich Wanggai, Okto Maniani dan Lukas Mandowen. Kami mengandung dan melahirkan anak bukan untuk ditakuti dengan senjata, bukan untuk dibunuh, bukan dibungkam seketika mereka teriak kalau ada yang tidak benar.

Marilah belajar sportifitas dan berjiwa besar untuk menyelesaikan persoalan Papua. Seperti anak-anak Papua menunjukan kelihaian mereka menjawab kebuntuan permainan sepak bola dengan mengisi gol. 2-0 untuk keunggulan Timnas Indonesia. Bravo Papua, Good by Vietnam, Selamat datang harimau Himalaya.

Goresan sejarah masa lalu, terjawab hari ini, " Indonesia tanpa Papua, MOLO ". Sayangnya, kekuatan neoliberal yang menguasai Tanah Air Indonesia sekarang justru menenggelamkan cita-cita leluhur pendiri bangsa disaat itu, seketika berjuang merebut Papua. Papua tidak diperhatikan, pemerintah seenaknya bersandiwara saja di Papua. Tibo dan Patrich mengembalikan keadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun