Yang dilakukan sutradara Robert Eggers untuk Nosferatu (2024) mungkin setara dengan yang apa yang dilakukan Peter Jackson untuk Trilogi Lord of The Rings (2001-2003). Mereka tidak meninggalkan referensi babon. Â
Â
Sertifikasi "Fresh" dari Rotten TomatoesÂ
Jika sudah menonton Nosferatu: A Symphony of Horror (1922), mungkin Anda bakal banyak mengalami momen "Leonardo DiCaprio pointing" meme, kala menonton Nosferatu versi anyar. Betapa tiap aspek di film bisu produksi Jerman itu menjadi pondasi kuat yang dikembangkan Eggers untuk Nosferatu versinya. Mirip Jackson yang memperkuat tiga film Lord of The Rings berbekal animasi klasik Lord of the Rings (1978), bahkan mungkin juga The Hobbit (1977).Â
Tapi, buat saya yang menonton Nosferatu lebih dulu, dan menonton versi klasik Jermannya kemudian, lebih merasakan kejutan dari ending-nya. Ada beberapa bahan yang akan saya sorot dari Nosferatu, sambil berupaya untuk tidak bertindak spoiler secara sembrono. Saya coba.
Baiklah, mari kita mulai dengan elemen horor yang melapisi tiap adegan. Saya suka sekali, ketika Eggers sangat telaten memupuk kengerian khas gothic, tanpa terjebak dalam nuansa fantasi, ketika memunculkan Count Orlok (Bill Skarsgrd). Misal, tidak ada vampir menjelma jad kampret, atau efek energi ilmu hitam meliuk-liuk.Â
Sosok antagonis pangeran kematian digambarkan minimalis sedari awal, tapi berartikulasi kuat yang terasa bengis. Si jahanam itu memancing penasaran penonton, bikin kita menggebu-gebu, hingga mendekati cengkeraman penghabisan. Â Â
Dari sisi penggambaran tiap karakter, kita akan mendapati beberapa tokoh favorit. Protagonis utama, Prof. Albin Eberhart Von Franz (Willem Dafoe) digambarkan cukup ciamik, dan natural. Si jenius nyentrik, yang meski sudah lansia, tapi tak gentar menyingkap jejak-jejak si setan alas. Â Â
Betapa kita turut merana tiap kali Orlok menganggu, dan menghantui Ellen Hutter (Lily-Rose Depp) semalaman. Seolah kita ikut merasakan payahnya mengigau, tidur berjalan, dan jatuh epilepsi. Â
Tapi kita juga dibikin geregetan dengan Thomas Hutter (Nicholas Hoult) yang selalu kebingungan, dan kelihatan tak berguna jadi lelaki. Kontras dengan sosok Ellen, yang meski digambarkan kerap kesurupan, malah membuktikan ketangguhannya berperan kunci menjelang penumpasan. Â Â