Sekali lagi, darah saya mendidih melihat video viral baru berisi perundungan anak. Seorang pelajar SMP di Cilacap Jawa Tengah dianiaya sesama siswa.Â
 Perundungan Siswa SMP
Dalam video berdurasi 4 menit 14 detik itu, tampak pelaku memukul, menendang, menginjak dan menyeret tubuh korban. Selain menganiaya, pelaku juga menyodorkan bambu kepada korban untuk berduel.Â
Tapi, korban yang bertubuh lebih kecil dari pelaku itu tetap bergeming. Kejadian bullying itu disaksikan beberapa siswa lain. Tidak ada yang berani melerai.
Lalu saya mendapati perkembangan terkini. Korban dirisak gegara dianggap merebut kekasih si perundung. Aduh.Â
Tapi syukurlah aparat kepolisian menindak cepat laporan dari kakak korban pada Selasa (26/9/2023) sore sekira pukul 15.00 WIB. Malamnya, polisi mendatangi rumah pelaku dan menggelandang si perundung ke Mapolresta Cilacap untuk penyelidikan lebih lanjut.
Belakangan ini, makin marak saja kasus perundungan yang mencuat, dan memenuhi beranda daring kita. Saya memiliki satu anak yang duduk di bangku SMP, dan satu lagi di SD.Â
Tentu kami merasa dag-dig-dug. Saya bersyukur, tidak ada satu pun dari mereka yang pem-bully. Tapi, mendapati berita seperti ini, sontak kami interogasi mereka satu demi satu menanyakan apakah mereka mengalami bullying di sekolah.
Dulu, saya juga termasuk korban perundungan di sekolah. Jadi paham betul bagaimana nestapanya di masa-masa itu. Namun, saya lumayan mampu mengatasi sendiri, tanpa perlu turun tangan orang tua. Saya terapkan berbagai strategi, mulai dengan cara sebisa mungkin menjaga jarak dari si perisak, hingga strategi paling mentok, terpaksalah saya mengakrabi dan menjadi anak buahnya. Â Â Â
Saya melihat, hingga saat ini, belum ada solusi yang efektif dari sekolah untuk penanggulangan masalah perundungan siswa ini.Â